Mentan SYL Cukup Puas Berkunjung di Food Estate di Pulang Pisau, Kalteng
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan kunjungan kerja untuk melihat langsung pengembangan Food Estate di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. “Pengembangan Kawasan Food Estate Berbasis Korporasi Petani di Lahan Rawa Kalimantan Tengah, diupayakan melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan rawa melalui pengembangan sistem hulu sampai hilir lintas Kementerian dan Lembaga terkait” ujar SYL Kamis (16/2) di sela-sela kegiatan. Mentan SYL mengaku cukup puas dengan penambahan luas penanaman padi pada program Food Estate di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah
Menurutnya, target luas penanaman padi di Food Estate Dadahup Kapuas pada bulan Februari ini mencapai 1.020 hektar, dan sekarang sudah tertanami 200 hektar dengan perkiraan produksi di atas 4 ton/ha. Dalam 1-2 pekan ke depan akan bertambah hingga 500 hektar, dan terus berproses.
“Dua tahun pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah ini, Alhamdulillah sudah ada 47 ribu hektar lahan yang berhasil kita olah, dan tersisa 22 ribu hektar. Kemudian tahun 2023 ini, akan disiapkan 12 ribu hektar” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan untuk mengolah lahan Food Estate ini jangan dibayangkan seperti di Pulau Jawa. “Sebab di sini lahannya berupa rawa pasang-surut dengan genangan air sekitar 20-30 cm. Untuk itu, kita bangun infrastruktur irigasi dan pintu air agar bisa ditanami padi. “Yang jelas, hasil maksimal dari Food Estate ini tidak bisa dilihat serta merta langsung jadi saat ini. Semuanya butuh proses, setidaknya butuh 4 tahun untuk mengolah lahannya,” katanya.
Oleh karena itu, kita tidak boleh menyerah dan terus bekerja untuk memaksimalkan potensi ini, Insya Allah akan menjadi keberkahan bagi semua.
“Lahan yang paling siap dan cukup tersedia luas itu di Kalimantan, termasuk Kalteng. Oleh karena itu, Bapak Presiden Jokowi menunjuk program food estate untuk mendorong konsep ketahanan pangan nasional ke depan,” terangnya.
Lebih lanjut, politisi Partai Nasdem itu mengatakan, hal terpenting dari pengembangan food estate di Kalimantan tidak bisa disamakan pengembangan pertanian di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.
“Lahan di Kalimantan ini adalah lahan rawa yang memiliki tantangan air 20 sampai 30 sentimeter (cm). Walaupun kami sudah siapkan irigasinya, tapi tiba-tiba hujan tapi nanti tergenang air sehingga tanam di atas air seperti agroponik,” katanya.
Meski begitu, SYL menyebutkan, pengembangan kawasan food estate Kapuas dalam dua tahun terakhir telah memberikan hasil yang bagus. Sebab, endapan tanah di lahan-lahan transmigrasi di Kalimantan bisa membaik dengan membutuhkan waktu hingga 10 tahun. (k12)