Teknologi

5 Ransomware yang Paling Sering ‘Ngerjain’ Perusahaan di Indonesia

Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkap lima ransomware atau program jahat dengan misi meminta tebusan yang paling banyak menyerang bisnis di Indonesia, dan semuanya adalah Trojan.
“Salah satu studi baru kami telah mengkonfirmasi bahwa tiga dari lima bisnis di Asia Tenggara telah menjadi korban serangan ransomware,” ujar Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky Asia Tenggara di Jakarta, Selasa (21/2).

“Beberapa pernah, tetapi setengahnya telah menjadi mangsa berkali-kali. Data tahun 2022 kami mengungkapkan bahwa ancaman ini akan terus menjadi ancaman bagi perusahaan di Asia Tenggara, karena terbukti sangat menguntungkan bagi penjahat dunia maya,” lanjutnya.

Ransomware adalah jenis malware yang mengunci komputer dan perangkat seluler seseorang atau mengenkripsi file elektronik seseorang.

Untuk mendapatkan kunci “dekripsi” atau untuk mendapatkan kembali data, pemilik data perlu memberikan uang tebusan kepada penjahat dunia maya sebagai timbal balik.

Menurut data Kaspersky, berikut lima ransomware yang paling banyak menargetkan bisnis di tanah air:

1. Trojan-Ransom.Win32.Wanna (Wannacry ransomware)

2. Trojan-Ransom.Win32.Agent

3. Trojan-Ransom.Win32.Stop

4. Trojan-Ransom.Win32.Gen

5. Trojan-Ransom.Win64.Zikma

Kaspersky sendiri menangani lebih dari 300 ribu serangan ransomware selama 2022.

Indonesia menjadi negara dengan serangan ransomware terbanyak, yakni 131.779 serangan, diikuti Thailand dengan 82.438 serangan, Vietnam dengan 57.389 serangan, Filipina dengan 21.076 serangan, Singapura 11.750 serangan, dan Malaysia dengan 472 serangan.

Yeo menyebut serangan siber kerap terjadi karena sejumlah eksekutif perusahaan seringkali menganggap ancaman ransomware dilebih-lebihkan oleh media.

Selain itu, tim keamanan yang kewalahan dan kekurangan tenaga ahli juga menjadi penyebab serangan ransomware sering terjadi.

Kemudian, hanya 5 persen pemimpin perusahaan yang mengonfirmasi bahwa mereka memiliki kemampuan respons insiden internal atau memiliki tim TI reguler atau penyedia layanan untuk mengetahui serangan ransomware. (Red)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button