Melihat Pomalaa Dari Warkop
Trend masyarakat modern di Pomalaa juga terjadi, pelonggaran kegiatan masyarakat untuk beraktivitas di sambut baik oleh pelaku UMKM, tak terkecuali oleh pelaku warung kopi atau coffe shop setahun lalu sudah ada dan memberi warna hitam putih kehidupan sosial ekonomi masyarakat Pomalaa yang heterogen dan dikenal humanis sampai di manca negara.
Ini tidak sekedar cerita sore, tentang melihat Pomalaa dari Warung Kopi, saya sebut saja Warkop, karena sesungguhnya desain rumah yang menjajakan kopi sudah lebih modern, hampir dibilang lebih apik lagi dan juga menghadirkan menu makanan serta hiburan di waktu tertentu.
Peluang ekonomi yang di lirik oleh pelaku UMKM yang menyelaraskan perkembangan dinamika sosio ekonomi pas mendapatkan momentumnya untuk sekelas daerah Kota Kedua, setelah Kolaka yang jadi Ibukota Kabupaten yang di kenal kaya akan sumber daya alam nya.
Boleh dibilang sebenarnya “Hilirisasi” Komoditi pertanian itu dijalankan oleh pelaku UMKM warung kopi, kenapa asumsi ini muncul secara integrasi bisnis ini menghadirkan tradisi baru peralihan ke era masyarakat maju, contoh lah mulai dari pengolahan kopinya yang di racik di mesin pembuatan secangkir kopi di hidangkan diatas meja, sudah menggunakan teknologi dan ilmu barista coffe yang bersertifikasi.
Belum lagi metode pembayaran menu yang di pesan oleh pelanggan bisa lewat konvensional, bisa juga transfer tunai atau lebih praktis lewat app qris.
Ini cerita singkat, sisi lain nongkrong di warung kopi yang membahas cerita ulang persoalan kehidupan tren masyarakat modern, mulai dari soal kerjaan sampai soal bagaimana kedepan nya Pomalaa menyongsong era baru integrasi dunia tambang dan industri pengolahan nikel untuk mendukung jalan nya rantai ekosistem EV di Indonesia dan Dunia.
Pomalaa, 13/2/2023.