Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH menyampaikan paparan tentang peran dan dedikasi mendorong kebebasan pers dalam mewujudkan percepatan pembangunan daerah pada rangkaian Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023.
Gubernur Sultra menyampaikan presentasenya dalam rangka Anugerah Pena Emas PWI Pusat di Hotel JW Marriot Medan, Sumatera Utara, (8/2). Gubernur Sultra dianugerahi Pena Emas pada Puncak peringatan Hari Pers Nasional tahun 2023 yang diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara.
Turut hadir, Pj. Bupati Buton, Drs. Basiran, MSi, Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Provinsi Sulawesi Tenggara, M. Ridwan Badala, SPd, MM, Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Buton, Ir. Sudirman, Kepala Dinas Kominfo Kota Baubau, La Ode Darussalam, SSos, MSi, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kolaka, Drs. I Nyoman Suuastika, MSi dan sejumlah pengurus PWI Sultra dan Kabupaten Kota di Sultra.
Di hadapan panelis yang terdiri Pengurus PWI Pusat, Gubernur Sultra memaparkan bahwa semua yang disajikan Pers dengan berbagai bentuk salurannya, baik media Cetak, Televisi, Radio maupun media On Line (siber) harus merupakan fakta atau kejadian yang benar, dengan narasumber yang kredibel
Orang nomor satu di Bumi Anoa ini juga mengatakan dalam memerangi berita hoaks harusnya menerapka konsep Tabayun. “Kita harus melakukan cek dan ricek kebenaran suatu berita. Maka kita akan terhindar dari perbuatan dosa yakni memfitnah orang lain. Hukuman memfitnah sangat berat karena disamakan dengan membunuh.
Begitu berbahayanya berita hoax itu, sehingga dalam berbagai momen secara pribadi maupun secara institusi, saya selalu mendeklarasikan “perang melawan hoax” sebagai upaya bersama menangkal penyebaran berita bohong dan fitnah, yang bisa melahirkan masalah besar di kalangan masyarakat,” kata Gubernur Sultra di hadapan panelis.
Sebaik-baik kita lanjut Gubernur adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya, sehingga setiap kita setiap kita harus mampu membangun kesadaran diri dan kesadaran seluruh masyarakat bahwa penyebaran berita hoax sama dengan fitnah. Dan fitnah lebih kejam dari pembunuhan
“Pers harus membela kebenaran, bukan membela yang bayar. Katakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Pers pun harus berpihak pada kebenaran bukan berpihak pada mayoritas atau minoritas. Dapat dipercaya, karenanya tidak boleh berdusta, memanipulasi atau mendistorsi fakta, dan sebagainya. Fakta yang disajikan haruslah fakta yang benar sebagaimana adagium di kalangan pers bahwa fakta adalah suci. Jurnalis dituntut untuk mampu menganalisis dan membaca situasi, termasuk membaca apa yang diperlukan masyarakat. Menginformasikan kebenaran, tidak menyembunyikannya,” kata Gubernur.
Lebih lanjut Gubernur mengatakan perkembangan jurnalisme di era modern mempunyai prasyarat yang semakin ketat. Berita yang disodorkan seharusnya mengandung kebenaran yang disertai dengan fakta yang akurat. Pemberitaan juga harus mengandung kebaruan dan aktualitas, agar berita yang disajikan tidak dianggap berita basi. Selain itu, era moderen ini kecepatan tayang berita menjadi tuntutan baru.
“Satu hal yang harus diperhatikan kalangan pers, tentang istilah kebebasan pers, janganlah dimaknai sebagai bebas dengan sebebas-bebasnya, tetapi kebebasan dimaksud adalah bebas dan dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.
Pers selama ini lanjut Gubernur memiliki peran yang sangat strategis sebagai pilar keempat demokrasi, dan salah satu pilar pembangunan, sehingga sudah menjadi kebutuhan negara, pemerintah dan masyarakat. Berbagai informasi dalam berita yang dihasilkan pers sangat dibutuhkan untuk merumuskan kebijakan pemerintah, sektor pelayanan swasta dan masyarakat.
“Pers secara konsisten telah mewartakan program dan hasil kerja pemerintah daerah, memberikan dukungan, juga memberikan kritikan dan masukan kepada pemerintah. Peran juga pers mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi,” kata Gubernur.
Gubernur Sultra di akhir paparannya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pers, karena telah setia membela kepentingan rakyat, kepentingan bangsa & negara, dan telah menjadi mitra strategis pemerintah
“Kami berharap dapat selalu dekat dengan insan pers dan dapat terus bersahabat dengan pers. Kami yang memilki rasa bangga dan hormat kepada pers, tak lupa mengajak kepada semua Insan Pers Indonesia untuk dapat memaksimalkan perannya sebagai penguat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman,” pungkas Gubernur.
Tim panelis Pemaparn Penganugerahn Pena Emas PWI Pusat HPN 2023 Medan, Sumatera Utara terdiri wartawan senior yang tergabung Pejabat PWI Pusat yakni Mirza Zulhadi, Sasongko Tejo, Agus Sudibyo, M. Syamsuddin Ch. Haesy, M. Ihsan, Zulkifli Gani Ottoh, Nurjaman Muhtar, Oktap Riady, Suprapto, Tarmilin Usman, dan Ketua PWI Sultra Sarjono.
Setelah mendengarkan paparan Gubernur Sultra yang berlangsung selama 2 jam, Panelis menetapkan Gubernur Sultra layak menerima Penganugerahn Pena Emas dengaan nilai maksimal Cumlaude. (k12)