Opini

Saat Buruh Dilupakan, Maka Negeri ini Belum Merdeka, Melainkan Dirgahayu Penjajahan 78 Tahun Lalu

Oleh : Kasman

Jika Negara masih Menindas Buruh “Maka Negeri Belum Merdeka” Melainkan hanya sebatas Dirgahayu karena lepas dari Penjajahan di 78 tahun yang lalu.

Buruh dalam Prespektif dirgahayu yang ke 78 tidak bisa dikesampingkan sebab “Dirgahayu” itu cikal bakalnya adalah Lahir dari Propaganda Pergerakan Serikat dan pergerakan “BURUH”, melalui Media: yakni Benih Mardeka, Warta Timoer – Benih Mardeka, Boeroeh Bergerak, dan Soeara Kaoem Boeroeh. Artikel di dalam media tersebut dipilih dengan kata kunci “gerakan buruh” dan “serikat”

Hanya Karena Kepentingan Bisnis dan Jabatan diEra ini Buruh di Bungkam dan hak haknya diabaikan.

Kelompok buruh dengan terang-terangan menyatakan apa yang mereka lakukan adalah usaha mencapai kemerdekaan dari ikatan eksploitasi penjajah yang menindas mereka. Karena penjajah melakukan akumulasi primitif, maka perlawanan terhadap mereka adalah juga perlawanan terhadap kaum kapitalis.
Namun, narasi ini seringkali luput dari sejarah yang kita pelajari. Oleh karena itu sejarah kemerdekaan Indonesia  perlu direkonstruksi, yaitu memberi tempat yang semestinya untuk kaum buruh.  Hal ini hanya bisa dilakukan dengan menggunakan perspektif kelas karena penjajahan adalah perang antar kelas. Sejarah yang demikian dapat dijadikan pijakan untuk mengembangkan gerakan buruh di masa yang akan datang.

Kemerdekaan Dalam Prespektif Buruh

Bahwa Dari sudut pandang non-kelas, penjajahan sering kali diidentikkan dengan brutalitas suatu kelompok berbasis wilayah dalam menguasai kelompok atau wilayah lain.

Dari perspektif kelas, aksi penjajahan dapat dibaca sebagai proses akumulasi primitif.

Akumulasi primitif adalah proses pemisahan produsen langsung dari alat produksi mereka sendiri oleh para pemilik modal (awal mula Kapitalisme Menjajah) dan pelan – pelan akumulasi itu merambah otak dan fisik kaum Buruh untuk memuluskan niatnya kearah yang lebih besar yakni kepenguasaan Pada tataran nilai, ekonomi dan bisnis dan lain-Lainnya, maka lahirlah :

PERTAMA : Lahirlah Perampasan Ruang reproduksi fisik dan sosial.

KEDUA: Ekspansi Penjajahan dan Pemusatan Perdagangan.

Kedua model diatas dimulai dari Eropa sampai menjalar ke Asia.

Dan kedua model diatas tiba pula diNegeri ini dan dasar itulah mulai terjadi penguasaan para kapitalis untuk berbuat pada seluruh elemen kelas masyarakat baik pada kelas Tani, pedagang, Nelayan yang didalamnya terdapat “BURUH”.

Dan puncaknya sekitar tahun 1512 sampai tahun 1590.Karena penjajah melihat prospek itu sangat besar maka mereka mendirikan Perusahaan dengan nama “VOC” Pada tahun 1602.

VOC inilah yang melakukan praktek Monopoli dan kejam pada elemen elemen ummat saat itu, serta terus melakukan terobosan dengan cara menguasai pemerintahan Lokal dari Jawa sampai seentearo negeri ini.

Singkat kata dan kalimat di tahun 1918 – 1920 an terjadilah perlawanan dimulai dengan penguatan media dengan topik yang tenar adalah “GERAKAN BURUH DAN SERIKAT”.

Gerakan buruh dalam tulisan ini dimaknai sebagai semua pemikiran dan tindakan yang dilakukan oleh para buruh untuk mengontrol relasi kapital, baik dari segi upah, jaminan sosial, waktu kerja dan istirahat, dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan aspek produktif dan reproduktif.

Saat itu semua kelas kelas masyarakat berhasil membuat perlawanan atas propaganda dan serta melakukan perlawanan pada penjajah.

Semua keluhan, berita, ajakan propaganda dan perlawanan terhadap kolonial-kapitalis di atas menunjukkan bahwa kelompok buruh memiliki peran yang besar dalam membentuk kesadaran pekerja hingga melakukan perlawanan untuk mencapai kemerdekaan.

Jika Negeri ingin menikmati Kemerdekaan hakiki maka hemat kami jelas “NEGARA” harus menghentikan membuat Aturan yang memproteksi Pengusaha dan mengabaikan kepentingan halayak Umum. Kemerdekaan Sejati adalah mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan kelas-kelas tertentu..

DIRGAHAYU RI 78 “BURUH” wajib SEJAHTERA.

Penulis adalah Pembina KSPN-SPTK SULTRA , Caleg DPRD Provinsi Sultra

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button