Rektor dan kampus harus berbanding lurus atau linier. Seorang rektor di sebuah kampus dapat mencapai kualitas layanan pendidikan terbaik atau baik saja dulu. Akan terlihat dalam memimpin, mengembangkan, serta nantinya akan berkontribusi pada kualitas kampus itu sendiri, seperti kurikulum, penelitian, fasilitas, dan lingkungan akademik akan menjadi cerminan potret kampus bagi khalayak luas. Untuk bisa sampai pada tujuan tersebut tentunya Rektor tidak bisa bekerja sendiri, untuk memajukan kampus harus melibatkan semua sumber daya manusia yang ada di dalam.
Dengan mengacu pada tata kelola kampus negeri yang transparan mengacu pada prinsip keterbukaan dan akuntabilitas dalam pengelolaan berbagai aspek kampus, termasuk keuangan, informasi publik, dan pengambilan keputusan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kampus yang lebih baik, mendorong kepercayaan publik, dan mencegah praktik korupsi. Mari kita telisik bagaiman kampus negeri seharusnya menjalankan sistem yang sesuai standar operasional prosedurnya sehingga akan memberikan dampak positif bagi kampus sebagai lembaga layanan umum di sektor pendidikan tinggi di Indonesia.
- Meningkatkan Kepercayaan Publik:
Transparansi dalam pengelolaan kampus, terutama dalam hal keuangan, membantu membangun kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap perguruan tinggi.
- Mencegah Korupsi:
Keterbukaan informasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran dan sumber daya dapat mengurangi potensi praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
- Meningkatkan Partisipasi:
Transparansi mendorong partisipasi aktif dari seluruh civitas akademika dan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pengawasan.
- Mendorong Peningkatan Kualitas:
Dengan adanya transparansi, kampus dapat lebih mudah mengevaluasi kinerjanya dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, baik dalam hal akademik maupun non-akademik.
- Memenuhi Regulasi:
Pemerintah mewajibkan perguruan tinggi negeri untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan dan informasi publik.
Contoh Penerapan Tata Kelola Transparan di Kampus:
- Transparansi Keuangan:
- Publikasi laporan keuangan yang jelas dan mudah diakses oleh publik.
-
- Penyusunan rencana anggaran yang transparan dan melibatkan partisipasi pemangku kepentingan.
-
- Penggunaan sistem informasi yang terintegrasi untuk pengelolaan keuangan dan pelaporan.
- Transparansi Informasi Publik:
- Penyediaan informasi yang mudah diakses tentang berbagai aspek kampus, termasuk kurikulum, pengajaran, dan kebijakan.
-
- Pembentukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) untuk mengelola informasi publik.
-
- Penyelenggaraan forum diskusi dan lokakarya untuk menampung aspirasi dan masukan dari masyarakat.
- Akuntabilitas:
- Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
-
- Pelaksanaan audit internal dan eksternal secara berkala.
-
- Penerapan sistem pengawasan yang efektif untuk memastikan pengelolaan yang baik.
- Tantangan dalam Mewujudkan Tata Kelola Transparan:
- Penerapan sistem pengawasan yang efektif untuk memastikan pengelolaan yang baik.
Perubahan Budaya:
Membutuhkan perubahan budaya organisasi yang melibatkan seluruh civitas akademika untuk lebih terbuka dan akuntabel.
- Keterbatasan Sumber Daya:
Membutuhkan investasi dalam sistem informasi dan pelatihan untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas.
- Perlawanan dari Pihak yang Tidak Ingin Transparan:
Beberapa pihak mungkin merasa tidak nyaman dengan keterbukaan informasi dan akan berusaha untuk menghambat proses transparansi.
Sebagai catatan lepas ini, setidaknya dalam tata kelola kampus negeri yang transparan adalah kunci untuk membangun perguruan tinggi yang kredibel, akuntabel, dan berintegritas. Dengan komitmen dari seluruh elemen kampus dan dukungan dari pemerintah, perguruan tinggi dapat menjadi contoh penerapan tata kelola yang baik dan berkontribusi pada pembangunan bangsa. (litbang-bssn)
