Menekraf ajak anak muda garap industri kreatif sikapi PHK

Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya mengajak anak muda untuk menggarap peluang ekonomi di industri kreatif menyikapi tren dunia saat ini mulai dari sulitnya mencari pekerjaan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
Jadi bagaimana kita dapat pekerjaan yang lebih berkualitas dengan mendorong atau mendukung berkembangnya industri kreatif. Jadi memang tren sudah bergeser, (tren) dunia juga harus dicermati,” kata Menteri Ekraf, di sela membuka edukasi digitalisasi dan inklusi keuangan Gen Matic, di Denpasar, Bali, Sabtu (14/6).
Dalam sambutannya, Menteri Ekraf menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir 1-2,5 juta orang di tanah air bekerja di industri kreatif yang sarat dengan sentuhan teknologi digital.
Kepada generasi muda yang ikut dalam pelatihan Gen Matic yang diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu, Teuku menambahkan anak-anak muda dapat menonjolkan keunikan dan kreatifitas yang menjadi ciri khas Pulau Dewata dalam mengembangkan industri kreatif itu.
“Terutama menggunakan keunikan dan kreativitas Bali sebagai bagian inspirasi konten yang relevan dengan pasar,” ujarnya pula.
Di sisi lain, ia tidak ingin generasi muda hanya menjadi pengguna teknologi namun memanfaatkannya sebagai kreator, inovator hingga wirausaha digital.
Meski begitu, ia meminta pelaku industri kreatif untuk tetap konsisten dan berkelanjutan serta belajar dari pengalaman termasuk diwarnai kegagalan ketika awal memulai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bidang kreatif.
Kementerian Ekraf mencatat ada 20 subsektor ekonomi kreatif, yakni pengembang permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, kuliner, film, animasi dan video.
Kemudian fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, aplikasi, konten digital, Web3 dan kecerdasan buatan (AI).
Sedangkan sektor UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian tanah air, karena berkontribusi sekitar 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dan menyerap sekitar 97 tenaga kerja.
Kementerian Ekonomi Kreatif sebelumnya menjelaskan nilai tambah ekonomi kreatif Indonesia pada 2024 mencapai Rp1.502,7 triliun atau naik dibandingkan 2023 mencapai Rp1.417,6 triliun.
Sedangkan penyerapan tenaga kerja pada 2024 diperkirakan mencapai 26,47 juta orang atau naik dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 24,92 juta orang.
Ia mengungkapkan bahwa diperkirakan lebih dari 50 persen generasi muda atau pekerja produktif yang berusia di bawah 40 tahun, saat ini ingin berkarya di sektor industri kreatif misalnya fesyen, musik, gim, film dan animasi hingga menciptakan konten digital.((bssn)