Berita Nasional

Kinerja Keuangan Membaik, Indonesia Re Proyeksikan Cetak Laba Tahun Ini

PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re memproyeksikan dapat mencetak laba bersih tahun 2023. Sejumlah perbaikan struktur bisnis dan laporan keuangan terkini menunjukkan indikasi ke arah yang memungkinkan.

Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat menerangkan, perusahaan sejatinya sudah berhasil membukukan hasil underwriting positif atau sebesar Rp 24,80 miliar di akhir 2022. Namun adanya biaya-biaya non teknis menggerus sisa pendapatan bisnis perusahaan. Seperti obligasi wajib konversi (OWK) yang memiliki kupon 7%. Adapun nilai OWK tersebut mencapai Rp 900 miliar, sehingga perusahaan setidaknya harus menggelontorkan biaya sebesar Rp 63 miliar per tahun.

Selain pembayaran kupon obligasi, perusahaan juga tengah membereskan permasalahan masa lalu terkait pajak yang mencapai Rp 200 miliar. Dengan demikian, IndonesiaRe harus rela mencetak rugi bersih Rp 292,22 miliar pada tahun 2022. Nilai itu turun 47,50% dibandingkan dengan rugi bersih di tahun 2021 sebesar Rp 556,65 miliar, yang secara umum didorong dari negatif underwriting sebesar Rp 445,04 miliar.

“Jadi kami masih membenahi itu, beban-beban non teknis. Tapi Insyaalah hasil underwriting kita bisa mencapai level positif dan semakin kuat. Mudah-mudahan juga kalau tidak ada beban berat lainnya, kami sangat berharap tahun ini bisa menutup bottom line (laba, Red) di posisi positif,” kata Delil Khairat saat ditemui di sela-sela acara Indonesia Re International Conference (IIC) 2023, baru-baru ini.

Perolehan hasil underwriting yang negatif ini dipengaruhi ketidakseimbangan antara premi dan klaim yang dibayarkan. Sebagai gambaran, premi neto pada 2021 sebesar Rp 2,78 triliun, namun klaim neto mencapai Rp 3,28 triliun.

Perbaikan terjadi di tahun 2022. Premi neto berhasil dibukukan sebesar Rp 3,02 triliun, sedangkan klaim neto ditekan menjadi sebesar Rp 2,97 triliun. Dalam perkembangannya, perbaikan ini dilanjutkan Indonesia Re sampai kuartal I 2023.

Mengacu laporan keuangan konsolidasi Indonesia Re, premi neto dicatatkan mencapai Rp 783,92 miliar, sementara klaim neto 645,30 miliar. Sehingga hasil underwriting positif berhasil kembali dicatatkan menjadi Rp 32,55 miliar pada kuartal I 2023, berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan perolehan negatif hasil underwriting sebesar Rp 35,69 miliar.

Di saat sama, perusahaan juga masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 41,73 miliar, lebih tinggi dari periode yang sama tahun di lalu sebesar Rp 29,06 miliar.

Delil menjelaskan, pencapaian keuangan yang sebenarnya bergerak ke arah lebih baik ini tidak bisa lepas dari upaya pembenahan struktur bisnis perusahaan dalam beberapa tahun belakangan. Semua lini bisnis pada 2021 sempat mencatatkan hasil negatif, mulai dari asuransi kredit, asuransi marine cargo, asuransi aviation, asuransi engineering, dan asuransi properti.

Sejumlah lini seperti asuransi properti dan asuransi engineering sudah mulai membaik di tahun 2022, yang juga berpengaruh besar terhadap perolehan hasil underwriting tahun lalu dan saat ini. Sementara lini bisnis lainnya disebut masih butuh waktu dan proses perbaikan lebih lanjut.

“Bisnis lain dalam lini asuransi finansial seperti asuransi kredit itu masih negatif karena loss-nya besar sekali. Jadi butuh beberapa tahun untuk merubahnya jadi positif. Sementara marine cargo dan aviation masih diobservasi ulang karena naturnya berbeda dengan properti dan engineering. Kita sudah lakukan perbaikan di tahun 2022 tapi seperti kurang efektif,” urai Delil.

Hingga kuartal I 2023, Indonesia Re memiliki kekayaan atau aset mencapai Rp 10,68 triliun dan liabilitas sebesar Rp 7,68 triliun. Termasuk dengan kerugian yang telah dialami, ekuitas perusahaan tertahan sebesar Rp 2,56 triliun. Oleh karena itu, pencapaian tingkat solvabilitas (risk-based capital/RBC) bertengger di level kritis sebesar 121,05% atau hanya sedikit lebih besar dari target internal yang diwajibkan OJK sebesar 120%.  (bsnn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button