Hukum

Massa Aksi Peringatan Hari HAM Internasional, AMP-KK Menyinggung Mutilasi OAP

Setiap manusia punya satu hak, yang di mana hak itu melekat pada diri manusia dar sejak dalam kandungan hingga akhir hayatnya itulah yang kita kenal dengan HAM atau Hak Asasi Manusia. Di setiap tanggal 10 Desember, di seluruh penjuru dunia, hari Hak Asasi Manusia diperingati dan dirayakan. Hari 10 Desember ini dinyatakan oleh International Humanist and Ethical Union sebagai hari resmi perayaan Humanisme.

Dalam rangka memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional gerakan di seluruh dunia menggelar aksi damai juga demonstrasi, seperti salah satunya adalah AMP-KK (Aliansi Mahasiswa Papua Kota Kendari) juga turut menggelar aksi demontrasi (Sabtu, 10/12/2022).

Pada aksi unjuk rasa kali ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama disetting dengan mengenakan payung hitam di perempatan pasar baru dan pertigaan Universitas Halu Oleo (UHO).

Sementara masa aksi lainnya bergerak dengaan berjalan kaki dari depan gerbang Kendari Permai menuju pertigaan Universitas Halu Oleo (UHO).

Tentang makna dari aksi ini, Koordinator Lapangan, Yuli Obaipa mengatakan, aksi ini merupakan bentuk pengecaman terhadap negara, karena gagal dalam menjiwai nilai-nilai HAM (Hak Asasi Manusia).

“Dalam standar internasional, negara memiliki kewajiban untuk melindungi HAM. Tapi saat ini justru negara yang menjadi aktor pelanggar,” tegas Obaipa dalam orasinya.

Obaipa juga menyinggung soal keterlibatan aparat terkait peristiwa mutilasi terhadap empat OAO (Orang Asli Papua) yang sampai saat ini pelakunya belum diadili dan diberikan sanksi.

Dia juga menambahkan bahwa, dirinya sangat menyayangkan bagaimana sikap penekanan yang seringkali dilakukan oleh oknum Polri dalam mengambil sikap terhadap kebebasan berpendapat.

“Polisi tidak usah banyak tingkah, fokus saja memberikan pelayanan dengan baik. Tidak usah terlalu brutal dalam menyikapi kebebasan,” sindir Obaipa.

Setelah cukup lama melakukan unjuk rasa di pertigaan Universitas Halu Oleo, massa aksi dari mahasiswa lainnya turun andil dalam aksi demontarasi itu, kemudian mereka bersama-sama meneruskan aksi unjuk rasa di bundaran gubernur provinsi Sulawesi Tenggara. [d,ga.]

Penulis: Ois Idhar Sugandi.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button