Berita NasionalCatatan Ridwan DemmatadjuOpini

Akal Sehat dan Berpikir Merdeka

Oleh : Ridwan Demmatadju

Saya mengenalnya sebagai orang nomor satu di negara kita bernama Indonesia. Dia menjadi pemimpin yang sederhana dan cerdas membangun Indonesia, sikapnya jelas untuk bangsa dan negara. Sebagai manusia dan diberikan amanah untuk bangsa yang majemuk ini tentu dia juga manusia biasa yang punya kekurangan dan kelemahan.
Sebagai tokoh sekaligus presiden yang dipilih rakyat melalui pemilu dengan menggunakan partai politik sebagai kendaraannya memang sampai hari ini jadi problem yang tak pernah selesai perdebatannya di ranah publik. Ir. H. Jokowidodo disebut petugas partai, boneka partai adalah sah-sah sahaja, ini tidak terbantahkan . Karena faktanya ia terpilih jadi presiden lewat dukungan partai moncong putih itu. Sampai disitu kita paham semua!
Persoalan muncul ketika pemimpin tertinggi negara kita disebut petugas partai di ranah publik dengan penggunaan bahasa dan wajah merendahkan, melecehkan nilai-nilai adab ini yang jadi kesalahan buat petinggi partai itu, ditambah lagi perilaku anaknya yang menyiarkan ke sosial media saat Jokowi duduk dihadapan ibunya, saya menilai anaknya ini tidak terdidik secara mental.
Kendati dia punya jabatan terhormat di senayan. Dua orang ini ibu dan anak yang tidak menghormati Jokowi sebagai Kepala Negara Republik Indonesia.Dua orang ini lupa bahwa saat dia terpilih menjadi presiden dia tidak lagi sepenuhnya kader partai tetapi dia sudah jadi milik seluruh warga negara ini tanpa terkecuali. Di titik ini saya berdiri untuk memastikan bahwa kenapa Jokowi dan keluarganya harus meninggalkan partai moncong putih ini?
Dua periode memimpin negara ini, dia sudah memberikan legacy (peninggalan) kebijaksanaan dan konsep pembangunan untuk diteruskan oleh capres yang terpilih di 14 Februari 2024.
Semua ditentukan oleh kehendak Tuhan Yang Maha Berkuasa di Alam semesta ini. Manusia hanya bisa berjuang memenangkan perebutan kekuasaan ini, tapi harus di ingat Tuhan semesta lebih berkuasa di bumi ini, bahwa jabatan orang nomor satu di sebuah negara manapun di dunia itu selalu direbut dengan berbagai taktik dan strategi. Karena di balik kekuasaan seorang kepala negara disitu banyak cukong asing yang jadi bandar di pilpres saling berebut kekayaan alam kita.
Sebagai rakyat biasa di hari Minggu,4 Februari 2024, tinggal 10 hari lagi nasib kapal besar bernama Indonesia ditentukan kemana penumpangnya akan berlayar. Apakah kapal ini akan berlayar sampai ke pelabuhan adil, makmur sentosa sebagai titik tujuan. Atau kapal karam dihantam badai lalu tenggelam dan hanya tinggal nama saja Indonesia.
Semoga saja ini tidak terjadi, ketika kita semua menggunakan akal sehat dalam memahami dinamika politik hari ini.Bahwa ketiga pasang capres ini adalah putra terbaik dan memiliki kapasitas dan integritasnya terhadap NKRI masih di jam 12 semua.Untuk itu, pesta demokrasi ini tak perlu saling hujat, fitnah, silahkan ‘bertengkar” lewat adu data dan fakta obyektif tanpa meninggalkan kesantunan dalam berpolitik. Sekali lagi saya berpihak pada akal sehat dan berpikir merdeka.
Watuliandu, 04 Februari 2024.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button