Berita NasionalEkonomi &Bisnis

SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Susun Peta Strategis Tahun 2024

Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)  masih fokus  mempertahankan penurunan alamiah dari lapangan yang ada. Sementara mengubah cadangan menjadi produksi  terkendala  masalah Plan Of Development (POD) yang mangkrak dan proyek yang tertunda. SKK Migas membutuhkan komitmen KKKS untuk melaksanakan POD dan menyelesaikan proyek tepat waktu.

Minggu Pertama Februari lalu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyelenggarakan kegiatan CEO Forum Tahun 2024 yang mengangkat tema “Boosting Investment for Massive Exploration and Future Growth in Indonesia Upstream Oil and Gas” di Bogor. Forum ini digelar untuk memperoleh komitmen dan kesepakatan antara SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam memetakan tantangan di tahun 2024 dan merancang strategi untuk mengatasi tantangan tersebut.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto,  pada forum tersebut minta agar digunakan untuk dapat mengidentifikasi masalah operasional yang mungkin terjadi pda tahun 2024. Bagaimana cara mengatasinya, memastikan bahwa Work, Program and Budget (WP&B) 2024 dilaksanakan sesuai jadwal dan tepat waktu serta menetapkan program filling-the-gap.

Menurut Dwi, SKK Migas dan seluruh CEO KKKS menandatangani kesepakatan komitmen pelaksanaan WP&B tahun 2024. Kesepakatan tersebut menegaskan bahwa KKKS berkomitmen melaksanakan WP&B Tahun 2024 dengan pendekatan yang agresif, efisien, dan sesuai jadwal. Dalam dokumen tersebut, disebutkan bahwa SKK Migas akan memberikan dukungan maksimal kepada KKKS dalam pelaksanaan seluruh WP&B Tahun 2024. Komitmen bersama ini menjadi kunci penting untuk mencapai target bersama yang telah ditetapkan pada tahun 2024.

SKK Migas menargetkan investasi eksplorasi tahun 2024 lebih massif dan agresif. Dalam kesepakatan yang tertuang di WP&B, untuk ahun 2024 SKK Migas dan KKKS telah menyepakati  target investasi eksplorasi sebesar US$ 1,8 miliar atau meningkat 200 persen dibandingkan realisasi investasi eksplorasi tahun 2023 sebesar US$ 0,9 miliar.

Sementara Januari lalu, Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, yang dikutip dari laman SKK Migas mengatakan, sejak tahun 2023 telah dilakukan pergeseran target eksplorasi dengan prospek yang ditarget semakin besar, yaitu klasifikasi penemuan eksplorasi di rentang 100 hingga 500 juta stara minyak (MMBOE). “Kami bersyukur di tahun 2023 berhasil mendapatkan total penemuan  sumber daya sebesar 1.711,77 MMBOE sehingga pemboran sumur eksplorasi di tahun ini akan berada di area-area baru maupun laut dalam.

Lebih lanjut ditambahkan, target investasi eksplorasi sebesar US$ 1,8 miliar adalah untuk pemboran 50 sumur eksplorasi atau meningkat sekitar 31 persen dari realisasi pemboran sumur eksplorasi tahun 2023 yang sebanyak 38 sumur. Kinerja sumur eksplorasi terus meningkat dalam 4 tahun terakhir. Jika tahun 2020 jumluah pemboran sumur eksplorasi sebanyak 28 sumur, maka tahun 2023 mencapai 38 sumur atau jumlah tersebut terbanyak sejak tahun 2017. Di tahun 2024 SKK Migas dan KKKS lebih masif lagi dalam program pemboran sumur eksplorasi.

Benny menambahkan, investasi eksplorasi terus meningkat dengan adanya penemuan big fish giant dan laut dalam. Di mana aktivitas dan investasi eksplorasi akan lebih diagresifkan lagi di tahun 2024. Selain investasi yang massif, untuk mendapatkan giant discovery, maka target investasi harus shifting dari small medium ke medium large.

Sementara potensi hulu migas saat ini ada di laut dalam. Oleh karena itu, SKK Migas mendorong investasi eksplorasi di laut dalam. “Kami bersyukur di tahun 2023 kerjasama SKK Migas dan KKKS berhasil menghasilkan 2 giant discovery di laut dalam,, yaitu di Geng North yang berada di Kalimantan Timur dan Layaran-I yang berada di South Andaman lepas pantai Sumatera Utara.

Resiko pemboran di laut dalam sangat tinggi. Oleh karena itu, perhitungan yang cermat dan eksekusi yang tepat menjadi salah satu kunci agar pemboran di laut dalam berjalan sesuai rencana dan menghasilkan temuan. Menny menunjukkan betapa besar biaya pemboran di laut dalam. Untuk pemboran di Geng North, ENI mengeluarkan biaya hingga US$ 100 juta untuk 1 sumur atau setara dengan Rp 1,5 triliun. Sedangkan Mubadala Energy menginvestasikan US$ 83,5 juta atau setara Rp 1,4 triliun.

Industri hulu migas membutuhkan dukungan dan kemudahan dari berbagai pihak agar program pemboran eksplorasi di laut dalam berjalan dengan baik dan menghasilkan temuan. Tentu dapat dibayangkan kerugian KKKS jika biaya triliunan tersebut idak menghasilkan temuan. Dukungan fiskal dan insentif agar memacu investor melakukan eksplorasi, menurut Benny, diharapkan.

Sementara Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pada tahun 2023, komitmen bersama antara SKK Migas bersama KKKS menghasilkan investasi hulu migas di Indonesia pada  sebesar US$ 13,7 miliar yang merupakan investasi tertinggi yang dicapai dalam industri hulu migas di Indonesia dalam 7 tahun terakhir.

Dwi menambahkan,  capaian ini juga 13% lebih tinggi dari investasi hulu migas pada tahun 2022 dan dua kali lipat tren investasi hulu migas global yang sebesar 6,5%. Lebih dari itu, capaian Ini juga 6% lebih tinggi dari target  dalam long term plan 2030. Hasil luar biasa ini tidak akan tercapai tanpa upaya kolektif kita dalam mengatasi tantangan industri dan kolaborasi antara pemangku kepentingan. “Kami berharap agar tren positif ini dapat dicapai kembali pada tahun 2024 ini,” kata Dwi.

Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa industri hulu migas di Indonesia telah berkembang adalah peningkatan dalam aktivitas pengeboran dan proyek-proyek yang onstream. Realisasi pengeboran sumur pengembangan berhasil mencapai angka tertinggi dalam 8 tahun terakhir, dengan 799 sumur dibor pada tahun 2023. Ini masih berada dalam target untuk mengebor lebih dari 1.000 sumur pada tahun 2025 dan seterusnya sesuai dengan yang disebutkan dalam long term plan.

Selama 6 tahun terakhir, berhasil mencapai Reserves Replacement Ratio (RRR) lebih dari 100%, melalui persetujuan 30-40 POD/OPL/OPLL setiap tahun. Capaian RRR pada tahun 2023 adalah 123,5%, dan untuk tahun 2024 RRR ditargetkan mencapai 166%. Ini menunjukkan perkembangan berkelanjutan dari industri hulu migas Indonesiai.

Dwi juga menjelaskan, saat ini hulu migas memiliki 5 proyek strategis nasional yang sedang berlangsung dengan total nilai investasi US$ 45,09 miliar. Selain itu, hingga 2029 akan ada 95 proyek minyak dan gas dengan total capital expenditure sebesar USD 3,28 miliar. Untuk tahun 2024, ditargetkan 15 proyek akan beroperasi yang akan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 41.922 BOPD (barel minyak per hari) dan 324 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) gas. Produksi tambahan dari proyek-proyek tersebut sangat penting dalam memenuhi target tahun ini, oleh karena itu, penting untuk tidak menunda penyelesaian proyek-proyek tersebut.

Terkait kegiatan eksplorasi, Dwi menekankan agar SKK Migas bersama KKKS ke depan melakukan strategi peningkatan aktivitas eksplorasi, termasuk mengubah target eksplorasi dari kecil-menengah menjadi menengah-besar, dan fokus pada pengembangan peluang migas non konvensional. Berdasarkan strategi tersebut, saya meminta komitmen KKKS agar kegiatan dan investasi dalam eksplorasi dapat berjalan dengan agresif, dan semoga kita dapat menemukan cadangan besar lagi, terutama di wilayah laut dalam.

Dwi mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam mencapai target produksi minyak saat ini ialah KKKS masih fokus dalam mempertahankan penurunan alamiah dari lapangan yang ada. Sedangkan untuk mengubah cadangan menjadi produksi juga terkendala oleh masalah POD mangkrak dan proyek yang tertunda. SKK Migas membutuhkan komitmen KKKS untuk melaksanakan POD dan menyelesaikan proyek tepat waktu. Sedangkan untuk gas juga perlu mengatasi tantangan berupa keterlambatan proyek dan serapan yang dari pembeli.  (bsnn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button