Sanggar Aty Budhis Kolaborasi dengan Siswa SMAN 7 Kendari Sambut Hari Tari Sedunia

Sejumlah siswa SMAN 7 Kendari berlatih menari di halaman sekolah setempat, Jumat (26/4/2024). Latihan tersebut dilakukan sebagai persiapan menyemarakkan peringatan Hari Tari Sedunia pada Senin (29/4/2024) mendatang.
Kegiatan perayaan Tari Sedunia 2024 di Sulawesi Tenggara dimotori salah seorang Guru Seni Budaya dari SMAN 4 Kendari Hayati Aras dengan berkolaborasi dengan sejumlah siswa-siswi di SMAN 7 Kendari.
“Konsep Hari Tari Sedunia ini akan dikemas dalam video dokumenter dan akan diunggah sehingga bisa menjadi bahan untuk melestarikan nilai budaya lewat karya seni tari”ujarn Hayati Aras.
Menurutnya dengan kegiatan ini setidaknya semua pihak termasuk Pemerintah untuk memperhatikan kegiatan seni khususnya seni tari. Karena sebenarnya para seniman membutuhkan ruang untuk berkarya” ungkapnya.
“Ini akan menjaga kelestarian itu bukan hanya mengulang saja, karena perkembangannya cepat sehingga banyak yang melakukan eksplorasi, penting komunikasi antara maestro dengan yang baru agar tahu mana yang boleh diubah dan dikembangkan,” kata Hayati Aras.
Sementara itu, Kepala SMAN 7 Kendari, La Ode Muhammad Sauf, S.Pd., M.Hum menyampaikan terima kasihnya kepada pimpinan Sanggar Aty Budhis yang telah melibatkan sekaligus siswa SMAN 7 Kendalri dan memprakarsai kegiatan Tari Sedunia. Kegiatan ini tentunya sangat positif dalam membangun karakter siswa melalui kegiatan seni tari.

“Saya salut dengan kegiatan yang dilakukan Hayati Aras sebagai guru seni budaya, karena jarang ada guru yang mau melakukan kegiatan seperti ini walaupun dia guru seni budaya.Dia sebagai guru seni budaya tidak sekedar mengajarkan teori menari tapi membuktikan dengan kegiatan pentas tari yang bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat” ungkap Kepala SMAN 7 Kendari kemarin.
Upaya pelestarian budaya, menurut La Ode Muhammad Sauf, tentunya akan memberikan ruang apresiasi yang baik di kalangan masyarakat.Dengan ikut serta dalam kegiatan penyelenggaran tari sedunia ini sangat bermanfaat dan monumental.
“Ini jarang terjadi karena ada guru yang mau menggerakkan siswa untuk ikut terlibat di ivent internasional, karena kegiatan ini diselenggarakan di seluruh dunia oleh penari sedunia” pungkasnya. (bsnn)