Ekonomi &Bisnis

BPS sebut 10 komoditas berperan tekan inflasi di Kota Palu

Bada Pusat Statistik (BPS) Kota Palu menyebutkan 10 komoditas yang berperan menekan laju pertumbuhan inflasi di Kota Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, pada periode November 2022.

“10 komoditas ini terdiri dari komoditas pertanian dan perikanan,” kata Kepala BPS Kota Palu A G Nasser saat rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tingkat Kota Palu, Jumat.

Ia menjelaskan, perkembangan inflasi nasional sejak Januari hingga November tahun 2022 sekitar 4,82 persen dan inflasi tahun kalender Kota Palu pada November 2022 terhadap Desember 2021 berada di angka 4,97 persen.

Namun di periode November tahun ini, angka inflasi 0,10 persen atau cenderung tertekan.”Empat tahun terakhir, inflasi di Kota Palu selalu tinggi saat akhir tahun. Ini di pengaruhi dua faktor yakni mobilitas masyarakat tinggi menggunakan transportasi udara, dan di akhir tahun juga ada perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru, yang mana banyak kebutuhan masyarakat yang biasanya di susul kenaikan harga sejumlah komoditas pangan,” tutur Nasser.

Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido mengemukakan, kecenderungan angka 0,10 persen karena sejumlah segmen atau kelompok mengalami deflasi di antaranya makanan, minuman dan tembakau di kisaran angka 0,30 persen, kemudian pakaian dan alas kaki di bawah 0,3 persen.

Menurut data Pemkot Palu, dari 11 kelompok pengeluaran itu, di antaranya enam kelompok mengalami inflasi yakni sektor perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga yang masuk kategori tinggi, sedangkan kategori sedang seperti perawatan pribadi dan jasa lainnya.

“Ada tiga kelompok pengeluaran dalam posisi stabil yakni perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, informasi komunikasi dan jasa keuangan, serta pendidikan,” ucap Reny.

Ia memaparkan, strategi pengendalian inflasi yang dilakukan Pemkot Palu saat ini masih bertumpuk pada pemantauan rutin terhadap harga bahan pokok, pasar murah, penerapan dan pengawasan harga eceran tertinggi (HET) terhadap produk bersubsidi seperti elpiji 3 kilogram di pangkalan.

Selain itu, ada pula stimulus bantuan sosial dan bantuan modal usaha guna menjaga daya beli masyarakat serta mendorong pertumbuhan produksi serta peningkatan pendapatan usaha.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu, kata dia, sangat berperan membatu menekan laju inflasi daerah ini.”Begitupun Dinas Pertanian,  kami harap dapat mendorong masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam cabai dan sayuran, karena dengan begitu pengeluaran masyarakat bisa tertekan,” demikian Reny. (ant)

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button