Gempa Dahsyat di Turkiye: 521 Orang Meninggal Dunia
Gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turkiye selatan Senin (6/2/2023) pagi. Sebanyak 521 orang dilaporkan tewas di dua negara yakni Turkiye dan Suriah.
Sedikitnya 284 orang tewas dan lebih dari 2.300 orang terluka dalam korban gempa Turkiye, menurut Wakil Presiden Fuat Oktay. Di Suriah, sedikitnya 237 orang tewas dan 639 terluka, lapor kantor berita pemerintah Suriah SANA, mengutip seorang pejabat Kementerian Kesehatan.
Total korban tewas gempa Turkiye dan Suriah sekarang setidaknya 521 orang.
Gempa tersebut adalah salah satu yang terkuat yang melanda Turkiye dalam lebih dari 100 tahun dan mengirimkan getaran ke seluruh wilayah, meruntuhkan bangunan dan membuat penduduk berlarian ke jalan. Lebih dari 1.700 bangunan rusak di 10 kota Turki, kata wakil presiden Turki.
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara, Turkiye, belum menerima laporan terkait ada atau tidak warga negara Indonesia (WNI) yang tewas akibat gempa tersebut.
Sejauh ini, KBRI Ankara baru menerima 3 WNI yang terluka akibat gempa tersebut. “Dilaporkan, sebanyak tiga WNI mengalami luka, yakni satu orang di Kahramanmaras dan 2 orang Hatay. Saat ini WNI yang menjadi korban sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat,” demikian pernyataan tertulis dari KBRI Ankara, Senin (6/2).
Sebelumnya, Data Survei Geologi AS menunjukkan, gempa berkekuatan M 7,8 terjadi di selatan Turkiye yang berbatasan dengan Suriah. Gempa terjadi sekitar pukul 04.17 waktu setempat atau sekitar pukul 08.17 WIB.
Disebutkan, kedalaman gempa sekitar 17,9 kilometer dan tidak berpotensi tsunami. Namun, setelah gempa M 7,8, 15 menit kemudian terjadi gempa susulan berkekuatan M 6,7.
Pihak KBRI Ankar telah berkoordinasi dengan pejabat daerah untuk mendata kemungkinan jumalh WNI yang menjadi korban bertambah. KBRI juga berkoordinasi dengan Satgas Perlindungan WNI dan PPI di sekitar lokasi terdampak gempa.
Meski belum ada laporan WNI yang tewas, KBRI mengatakan, beberapa warga Indonesia yang ada di Kahramanmaras telah diminta untuk meninggalkan apartemen mereka. Pasalnya, beberapa gedung apartemen mengalami kerusakan dan rentan roboh akibat gempa tersebut.
Disebutkan pula, KBRI tengah berusaha agar ada penampungan sementara. “Sejauh ini belum ada laporan WNI yang tewas akibat gempa,” ujar KBRI Ankara. ((atn)