Berita Nasional

Gunung Merapi Meletus, Potensi Bahaya 7 Kilometer dari Puncak

Yogyakarta – Gunung Merapi memuntahkan 29 kali awan panas sejak Sabtu siang, 11 Maret 2023, pukul 12.12 WIB hingga sore pukul 18.00 WIB. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso mengatakan erupsi Gunung Merapi siang hingga sore hari ini terpantau lebih besar dan membuat sejumlah wilayah dilanda hujan abu.

“Hingga pukul 18.00 WIB, tercatat 29 kejadian awanpanas guguran di Gunung Merapi,” kata Agus dalam keterangan yang disiarkan melalui channel Youtube, Sabtu, 11 Maret 2023.

Berdasarkan pantauan BPPTKG, menurut Agus, awan panas tersebut bergerak ke arah Barat Daya, yaitu ke arah Kali Bebeng dan Kali Krasak. Dia pun menyatakan bahwa jarak luncuran terjauh mencapai 4 kilometer.

“Jarak luncur terjauh awan panas 4 kilometer ke arah barat daya, meliputi Sungai Bebeng dan Krasak,” kata Agus.
Awan panas tersebut menyebabkan hujan abu di wilayah Kota dan Kabupaten Magelang dan sebagian Boyolali, Jawa Tengah. Hingga pukul 15.30 WIB, titik terjauh jangkauan hujan abu berada di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, sejauh 33 km dari puncak Merapi.”Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga,” kata dia.

Bupati Sleman tutup semua aktivitas wisata dan pertambangan

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menyatakan wilayahnya sejauh ini tak terdampak hujan abu. Meskipun demikian, dia memastikan aktivitas tambang pasir dan batu di kaki Gunung Merapi telah dihentikan. Demikian juga dengan aktivitas wisata.

“Untuk Sleman pada erupsi kali ini belum terpantau ikut terdampak hujan abu vulkanik, namun obyek wisata dan penambangan sementara berhenti,” kata Kustini, Sabtu, 11 Maret 2023.

Untuk objek wisata yang ditutup sementara dari kunjungan wisatawan seperti jip wisata Lava Tour, Bunker Kaliadem, juga Tlogoputri Kaliurang. Sedangkan penambangan seperti Kali Gendol juga sudah dikosongkan.

Kustini juga memastikan pihaknya telah melakukan mitigasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta. Dia menyatakan bahwa seluruh perangkat hingga tingkat lurah telah bersiaga jika ada peristiwa lebih besar.

“Kami cek semua perangkat kewaspadaan dini terutama EWS (Early Warning System) yang selalu siap dibunyikan jika keadaan bahaya,” kata dia.

“Semua lurah di lereng Merapi sudah standby dan intens komunikasi dengan BPBD jika sewaktu-waktu terjadi letusan,” kata Kustini.

Dia juga menyatakan sebagian warga yang bertempat tinggal sekitar 5-8 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Namun, ada juga warga yang masih menempati rumahnya masing-masing.

“Ada warga yang sempat mengungsi namun sudah kembali ke rumah, dan ada yang masih standby di lokasi pengungsian,” kata Kustini.

Warga yang sempat mengungsi namun sudah kembali ke rumah seperti dari Padukuhan Tunggul Arum, Desa Wonokerto Kecamatan Turi, Sleman. Sedangkan warga Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem masih berada di SD Sanjaya Tritis dan Lapangan Purwobinangun sebagai lokasi titik kumpul pengungsian.

Warga dari wilayah Turgo Desa Purwobinangun, Pakem Sleman sendiri saat Merapi meluncurkan awan panas mulai pukul.12.12 WIB sudah inisiatif turun untuk mengungsi karena lokasi pemukimannya hanya berjarak 5 kilometer dari puncak.

Kustini menambahkan kelompok warga di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman juga masih bertahan dan memantau perkembangan.

Aktivitas awan panas guguran Gunung Merapi menyebabkan hujan abu di sebagian besar Kota dan Kabupaten Magelang serta Kabupaten Boyolali. Di Magelang, tercatat 41 desa mengalami hujan abu sementara di Boyolali hujan abu menerpa 4 desa. (k18)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button