Rebutan Pintu PDIP di Pilkada Kolaka 2024, Ini Dia Sosok dan Jaringannya ?

Situasi politik hari ini di Kolaka jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkda) serentak 2024-2029 nampak adem ayem saja, kendati di sejumlah media sosial dan grup diskusi whatsapp terbaca saling berlomba memperkenalkan diri sekaligus mencari dukungan di masyarakat Kolaka yang jumlah wajib pilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap sebanyak 174.000 jiwa lebih dengan jumlah TPS sebanyak 705 yang tersebar di 12 Kecamatan dan 135 Desa dan Kelurahan.
Dari sekian nama calon yang memperkenalkan diri sekaligus sudah melakukan pendaftaran di Partai pengusung, tak satupun yang mendapat restu untuk didukung oleh partai politik sebagai syarat wajib bagi calon Bupati Kolaka untuk ikut kontestasi di Pilkada Kolaka.Saat ini mereka masih saling rebutan pintu. Berikut namanya, Jayadin mantan wakil bupati dua periode, Nur Endang mantan Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara dan Syamsul Kadar, mantan Ketua Bappeda Kolaka yang tak lain bersaudara dengan H.Ahmad Safei mantan Bupati Kolaka dua periode, dan kini Ia terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dapil Sulawesi Tenggara, dan yang terakhir Heriyanto Suaib dari kalangan pengusaha.
Dari 4 nama ini tentunya telah bergerak untuk mendapatkan rekomendasi partai besutan putri mendiang Presiden Soekarno ini, Megawati Soekarnoputri yang dipastikan harus tegak lurus semua pengurus kadernya mulai dari pusat hingga ke daerah Provinsi/Kabupaten/kota di Indonesia. Karakter Ketua Umumnya,diketahui sangat tegas dalam urusan partainya. Semua dilakukan dengan cara terstruktur, sistematis dan masif, sehingga tak heran jika Jokowi bisa dia menangkan menjadi Presiden Republik Indonesia selama dua periode, kendati di Pilpres kemarin, Megawati-Jokowi harus berseteru karena Jokowi mengusung dan memberikan dukungan kepada Proabowo-Gibran, sementara Megawati lewat partainya mencalonkan Ganjar-Mahfud.Itulah dinamika politik di tingkat nasional.
Apakah dinamika dan eskalasi politik di tingkat nasional pasca terpilihnya Prabowo-Gibran jadi Presiden menggantikan Jokowi punya pengaruh terhadap dinamika politik di daerah, termasuk di Kabupaten Kolaka. Tentunya, dipastikan akan sangat berpengaruh dalam putaran Pilkada Kolaka serentak ini. Perolehan suara PDIP Dari akumulasi perolehan suara saat pleno tingkat kecamatan, partai banteng moncong putih mengklaim 22.000 suara, disusul Partai Demokrat 19.000.
“Muhammad Agil Siradj Ahmad (dapil 1), Anita Tandipuang dan Nataniel Marthen (dapil 2), I Ketut Arjana (dapil 3), dan Margaretha (dapil 4). “Perolehan kursi PDIP sama dengan Partai Demokrat, tapi kita unggul perolehan suara” ujar Suasana, Ketua DPC PDIP Kolaka seperti dirilis di berbagai media lokal di Kolaka.
Dari beberapa data yang diperoleh redaksi beritasulawesi hampir pasti untuk kursi Ketua DPRD Kolaka akan dipegang Muhammad Agil Siradj Ahmad yang notabene anak kandung dari H.Ahmad Safei.Meski banyak kalangan masyarakat di Kolaka yang meragukan kemampuan Muhammad Agil Siradj Ahmad untuk menjalankan tugas sebagai Ketua DPRD Kolaka karena usianya baru 23 Tahun dan dianggap masih sangat muda menjadi pemimpin lembaga terhormat ini. Tapi dari banyak perjalanan bagaimana kiprah Ahmad Safei sebagai politisi yang piawai mengatur strateginya sungguh ini menjadi ajang menarik untuk diikuti kemana arah dukungan Ahmad Safei sebagai tokoh sentral politik di Kolaka untuk kepentingan lima tahun kedepan. Dalam hitungan taktik dan strategi yang dimainkan hari ini akan menentukan lima tahun kedepannya menuju ke senayan kembali atau bertarung di Pilgub Sultra 2029.
Kembali kita telisik soal pengaruhnya di elit partai moncong putih ini, pasca dia menjadi Bupati Kolaka kedekatannya dengan elit partai di Jakarta tidak diragukan lagi. Terbukti ia didapuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Cagub PDIP Sultra, Lukman Abunawas. Dari sini akan bisa terbaca seperti makna slogan iklan “apapun makanannya minumannya teh botol sosro” bentuk komunikasi visual yang ada dalam suatu iklan tersebut tentu bisa sejalan dengan suasana kebatinan Ahmad Safei dengan saudara kandungnya Syamsul Kadar yang maju sebagai calon Bupati Kolaka dengan berharap pintu dari PDIP. Secara sederhana, analisis dengan berdasarkan bahasa dan tanda sebagai wujud visualnya. Dengan dua cara tersebut kita dapat memahami pesan dan makna yang ingin disampaikan dari suatu gerakan politik Ahmad Safei dan terpilihnya Agil sebagai caleg di DPRD Kolaka.
Apakah yang lain tidak punya peluang untuk mendapat dukungan dari PDIP dan tokoh sekelas Ahmad Safei ? Semua bakal calon Bupati Kolaka 2024 dimungkinkan sepanjang memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku di internal PDIP yang tertib dalam memutuskan pilihan untuk calon pemimpin. Karena jauh sebelumnya Amri Jamaluddin salah satu nama yang terbaca membentuk opini bahwa dirinya mendapat dukungan full dari Ahmad Safei, jika akan maju sebagai bakal calon Bupati Kolaka. Namun klaim ini nampaknya harus berakhir seiring munculnya nama Syamsul Kadar untuk merebut pintu PDIP di Pilkada Kolaka, disusul Jayadin, Nur Endang dan Heriyanto Suiab. Dari informasi yang diperoleh tim redaksi beritasulawesi perebutan pintu di PDIP cukup alot dan menguras isi otak dan isi tas dari bakal calon yang akan mendapatkan pintu di partai tersebut.
Nama Syamsul Kadar nampaknya berpeluang besar untuk mendapatkan pintu dari PDIP, kendati ada juga Jayadin yang juga sudah menjadi pengurus partai di PDIP Sultra dan sangat percaya diri untuk menerima rekomendasi dari elit partai di Jakarta. Namun dari anomali politik ini, tak bisa pungkiri Ahmad Safei akan menjadi penentu akhir yang akan memberikan masukan ke Megawati sebagai Ketua Umum bersama pengurus di Jakarta.Inilah yang patut dicermati dengan saksama. Bahwa Ahmad Safei dengan elit PDIP di Jakarta adalah hal yang tak terbantahkan, kemudian loyalitasnya dan kontribusinya kepada partai ini apa lagi yang diragukan dengan melihat peroleh suara PDIP di Kolaka menang telak di Pilcaleg 2024.

Meski demikian nama Nur Endang, juga tidak bisa dilihat sebelah mata dalam memainkan taktik dan strateginya untuk merebut pintu PDIP ini, dari rekaman data yang diterima tim redaksi beritasulawesi.co.id di Jakarta.Sosok Nur Endang termasuk patut diperhitungkan sebagai birokrat yang kini berkiprah di dunia politik pasca menjabat sebagai Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara.Namanya dalam jagat politik pemuda di Sulawesi Tenggara, tidak asing lagi, dia mantan Ketua KNPI Sulawesi Tenggara, dari perjalanan karirnya di birokrasi dan kedekatannya dengan elit PDIP juga sudah terjalin semenjak almarhum Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri dan Menpan ARB kala itu, termasuk dengan sosok Pramono Anung, yang masih menjabat sebagai Sekretaris Kabinet Indonesia Maju. Sepak terjang Nur Endang sebagai salah satunya politisi perempuan dari Kolaka yang berkarir di Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, ini menjadi modal politik ditambah dengan wajib pilih dari kaum gender cukup besar jumlahnya 84.864 dari total DPT KPU Tahun 2023 sebanyak 170.305.
Inilah yang menjadi catatan penting dari hasil analisa peluang untuk merebut pintu PDIP ditambah dengan popularitas dan keterpilihan dari 4 nama yang bersaing untuk menjadi satu-satunya pigur yang akan mendapat rekomendasi PDIP. Sekali lagi soal siapa yang berhasil dapat pintu akan tergantung dari kemampuan membangun komunikasi politik dan jangan lupa kekuatan finansial dari kandidat tersebut. (tim-rdm)