Prabowo Impikan RI Swasembada Pangan Saat Impor Masih Tinggi

Presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan visi dan prioritas pembangunan dalam pidato perdana usai dilantik menjadi RI-1 akhir pekan lalu. Salah satu yang menjadi prioritas Prabowo adalah swasembada pangan.
Eks Menteri Pertahanan itu ingin agar Indonesia tidak lagi jadi importir pangan. Indonesia harus mampu memenuhi sendiri kebutuhan pangan untuk rakyat.
Namun itu sepertinya tidak akan mudah. Sebab, impor pangan Indonesia bukannya turun tetapi malah meningkat. Ini membuat impian swasembada pangan, sejauh ini, masih jauh dari kenyataan.
“Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Saya sudah mempelajari bersama pakar yang membantu saya, saya yakin 4-5 tahun kita akan swasembada pangan,” tegas Prabowo.
Prabowo menjelaskan pemerintahan baru di bawah kepemimpinannya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Menurut dia, Indonesia tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar. Pasalnya, dalam situasi krisis dan genting tidak ada negara yang akan mengizinkan barang-barangnya untuk diimpor oleh Indonesia.
“Karena itu, tidak ada jalan lain dalam waktu sesingkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan,” kata Prabowo.
Impor Pangan Indonesia
Namun, setidaknya saat ini, bagaimana dengan kenyataannya? Apa saja produk pangan yang masih diimpor Indonesia dan berapa banyak?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gandum, gula, sampai beras mengalami kenaikan. Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini menyebut impor gandum dan meslin sepanjang Januari-Agustus 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya naik 3,84%. Sementara impor tepung gandum dan meslin melonjak 48,79%.
Adapun impor gula tumbuh 5,53%. Sedangkan impor beras meroket 121,34%.
Sepanjang Januari-Agustus impor 3 komoditas tersebut menyumbang 5,07% dari total impor non-migas yang sebesar US$ 18,02 miliar.
“Total impor gandum dan meslin Januari-Agustus 2024 mencapai 8,44 juta ton atau senilai US$ 2,56 miliar, Adapun negara asal utama impor terbesar adalah Australia,” kata Pudji, bulan lalu.
Sementara impor gula selama 8 bulan pertama 2024, lanjut Pudji, adalah 3,38 juta ton atau senilai US$ 2 miliar. Total impor gula menyumbang 1,56% dari impor non-migas.
“Brasil adalah negara asal impor gula terbesar,” ujar Pudji.
Lalu impor beras selama Januari-Agustus, tambah Pudji, adalah 3,05 juta ton arau US$ 1,91 miliar. Andil impor beras adalah 1,5% dari total impor non-migas.
“Negara asal impor beras tertinggi adalah Thailand,” tuturnya. (bsnn-jkt)