Berita NasionalSosok & Tokoh

Bertemu Akademisi Ramadhan Tosepu, Dosen Terbaik Unhalu Bidang Kesehatan Masyarakat

Reportase Perjalanan Dua Kota

Sekilas penampilannya biasa saja dan tak sedikitpun menampilkan jika ia seorang akademisi yang sudah malang melintang di dunia pendidikan tinggi, tentu dengan segudang hasil penelitian dan penghargaan.Semula saya tidak mengenalnya saat keluar dari Cafe Rupa (Rumah Pengetahuan) di bantaran Kali Kadia Kota Kendari pekan lalu.

Ari Ashari, pemilik Cafe Rupa Kendari

Saya duduk di sudut cafe dengan Ari Ashari Pemilik Cafe itu saya kenal dekat karena sejak 5 Tahun lalu dengannya kami sering kerjasama untuk urusan kesenian dan kebudayaan di Kolaka-Kendari, sembari menikmati segelas kopi hitam special karena saya datang bukan sebagai pelanggang biasa tapi saya datang sebagai tamu khsusus di hari itu.Kali pertama juga saya berkunjung di cafenya itu, kebanyakan yang datang dari kalangan tertentu karena nama cafenya saja diberi nama Rumah Pengetahuan, jadi yang datang tentu bukan orang-orang biasa.Dari cerita pemiliknya di cafenya itulah diskusi mengalir soal politik dan kesenian di Sulawesi Tenggara, termasuk saat pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara yang baru saja usai dan Andi Sumangerukka (ASR) terpilih jadi orang nomor satu di Sulawesi Tenggara. Di tempat saya ngopi ini juga ASR sesekali ngopi bersama sejumlah tokoh elit politik, pengusaha, dan seniman di Kota Kendari.Itulah sekilas tentang Cafe Rupa.

Kembali ke cerita saya dengan sosok jebolan Doktor di Faculty of Tropical Medicine, Mahidol University, Thailand sekali lagi ia terlihat sederhana dan biasa, menenteng tas berisi laptop sebagaimana kebanyakan orang pasti membawa peralatan kerja dimana saja termasuk di cafe sambil ngopi. Saat itu saya sengaja membawa dua buah lukisan cat air yang sudah terbingkai dengan tema pemandangan saya letakkan di depan meja kopi. Semula hendak dijadikan pajangan di Cafe Rupa bersama sederetan karya lukisan pelukis Kota Kendari.

Ramadhan Tosepu bersama penulis

Sambil menikmati segelas kopi, tetiba sosok yang belum saya kenal ini, duduk sebelah kursi saya, lalu berkata bagus lukisannya dan dia rupanya suka dengan lukisan pemandangan alam. Singkat cerita, lewat pemilik cafe saya pun diperkenalkan dengannya. Ia menyebut namanya dengan Ramadhan Tosepu, mendengar nama dibelakangnya Tosepu, saya teringat Kecamatan Wawotobi, lorong Bose-Bose di Unaaha saya menimpali banyak teman rasa saudara disana dan saya menyebut salah satu nama kawan saya dari Bose-Bose ternyata masih keluarga dekat dari Dosen di Fakultas Kesehatan Masyakat Universitas HaluOleo (Unhalu) itu. Cerita pun mengalir hingga lukisan yang semula untuk dipajang itu pun harus saya serahkan sebagai tanda persahabatan dengannya.

Nama Ramadhan Tosepu tentunya tidak asing lagi kalangan akademisi di Kampus terbesar di Sulawesi Tenggara, khususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat, karena pernah menyandang sebagai dosen terbaik di Fakultasnya. Lulusan Tahun 2002 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tamalatea Makassar ini sepertinya kecanduan dengan sekolah.

Selesai di jenjang strata 1 jurusan kesehatan masyarakat ia pun lanjut di Universitas Hasanuddin dengan jurusan yang sama Kesehatan Masyarakat hingga dapat gelar PhD atau Doctor of Philosophy, gelar doktor yang paling dikenal di dunia internasional. Sebuah pencapain Ramadhan yang kini masih jadi menjadi pembicara diberbagai seminar baik di dalam negeri dan luar negeri, Malaysia dan Korea Selatan negara yang memintanya untuk jadi pembicara soal kesehatan masyarakat global.

The 9th International Symposium of Environmental Health “Building Interdisciplinary Pathways Toward Healthier Future and Sustainable Environment”, Seoul National University,Korea.

Kesan sebagai akademisi terbaik di Unhalu tidak terbantahkan setelah saya meminta Curikulum Vitaenya atau riwayat hidupnya, dan membaca sederet penghargaan di Tahun 2015 sebagai Ketua Prodi Terbaik Se Unhalu, dan penerima penghargaan artikel berkualitas tinggi tentang kesehatan dan obat dari Direktorat pengelolaan kekayaan intelektual deputi bidang penguatan riset dan pengembangan kementerian riset dan teknologi/badan riset dan inovasi nasional.

Untuk literatur buku yang sudah ia terbitkan baik secara bersama maupun mandiri rasanya saya tak perlu menulisnya hampir 100 buku dari hasil penelitian dan jurnal ilmiah nasional dan internasional. Saya tak bisa membayangkan kegigihannya menuntut ilmu yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Singkat dan padat pertemuan saya dengan Ramadhan Tosepu, berpangkat Lektor Kepala ini akhirnya terjalin dengan ilmu dan pengetahuan.Tentu masih banyak yang tak sempat kami jadikan bahan obrolan di Cafe tersebut lantaran saya harus bertolak kembali ke Kolaka. (rd)

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button