Mendikdasmen ajak guru dan orang tua perkuat kesalehan digital anak

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengajak para guru dan orang tua untuk bersama-sama memperkuat kesalehan digital anak-anak bangsa guna menangani permasalahan pada anak.
Dalam kegiatan Seminar Wisuda Universitas Terbuka di Tangerang Selatan, Senin, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyoroti adanya dampak negatif disrupsi digital yang mengakibatkan generasi yang ingin serba instan serta kuat secara fisik, namun rentan secara mental.
“Oleh karena itu saatnya kemudian kita bersama-sama mengajak anak-anak kita ini untuk memiliki kesalehan digital, dimana teknologi digital itu dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang positif dan diisi dengan konten-konten yang edukatif,” kata Mendikdasmen.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyebut anak-anak tidak dapat disalahkan secara penuh, sebab dalam hal ini orang tua dan guru juga memiliki peran dalam membimbing anak untuk menjadikan teknologi menjadi alat yang bermanfaat.
Karena itu, lanjut dia, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah berusaha menerapkan kebijakan pembelajaran mendalam (deep learning), dimana belajar itu tidak diukur dari seberapa banyak yang dipelajari, tetapi seberapa baik sesuatu dapat dipelajari.
“Kita mencoba untuk melakukan pendekatan pembelajaran yang melibatkan berpikir tingkat tinggi dan pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful. Pembelajaran yang reflektif, bermakna, dan menggembirakan,” ujar Mendikdasmen Abdul Mu’ti.
Mendikdasmen menyebutkan dalam hal ini pembelajaran dilakukan dengan integrasi berbagai ilmu dan kemudian implementasinya dalam kehidupan nyata, sebagaimana yang dilakukan di Singapura.
“Kurikulum di Singapura itu didesain dengan istilah yang sering saya sebut when less is more, ketika yang sedikit itu ternyata menghasilkan yang banyak. Yang sedikit itu adalah yang most essential, yang sedikit itu adalah yang most fundamental. Karena dia most essential, dia most fundamental, maka dia bisa diterapkan, bisa menjadi fondasi dalam berbagai pengembangan ilmu-ilmu yang lainnya,” papar Mendikdasmen.
“Murid terlibat dalam construction of knowledge. Mereka menciptakan pengetahuan, bukan menjadi the consumption of knowledge. Mereka terlibat dalam konstruksi keilmuan, engage dalam proses belajar, dan ini yang membuat pembelajaran menjadi menyenangkan,” tutur Mendikdasmen Abdul Mu’ti (bsnn)




