Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki menunjuk SMESCO Indonesia menjadi Markas Besar Produk Lokal. Konsumen yang ingin mendapatkan produk berkualitas dengan harga terjangkau diharapkan mengunjungi Markas Besar Produk Lokal.
Teten mengatakan, dengan adanya Markas Besar Produk Lokal, rasa nasionalisme konsumen dapat terdorong. Untuk itu, pihaknya menggelar Indonesia Local Brand Meet Up, wadah bertemunya penemu merek-merek lokal dengan agregator, dan pemerintah.
“Saya sudah bilang ayo SMESCO jadikan Mabes Produk Lokal. Ayo kita bangun sama-sama branding bahwa SMESCO markasnya UMKM dan merek lokal,” kata Teten lewat keterangannya, Jumat (22/12/2023).
Ditekankannya, model agregasi harus dikembangkan pada UMKM, mulai dari sisi produksi, distribusi, pasar, membangun brand image hingga pembiayaan. ”Agregasi penting bagi pelaku usaha rintisan skala kecil, supaya tidak lagi sendiri-sendiri,” ujar Teten.
Ia menjelaskan, terkait pembiayaan, saat ini sudah ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster, yang menggunakan metode penilaian kredit. Selain itu, sudah ada koperasi multipihak untuk memudahkan pengadaan bahan baku, pembiayaan, hingga logistik.
Pemerintah saat ini sedang mengatur arus masuk barang impor, agar dapat melindungi produk UMKM. Harapannya, produk dalam negeri tidak kalah dengan produk impor, baik yang dijual secara daring, maupun luring.
“Perdangan secara elektronik kita atur. Walau ada beberapa yang terganggu awalnya, namun kita harus berpikir dalam jangka panjang,” ucap Teten.
CEO Jakcloth Ruddy Lasut menyampaikan, acara Indonesia Local Brand Meet Up adalah tempat berbagi ide pelaku UMKM lokal. Adapun keberadaan SMESCO dapat berperan untuk mendukung perkembangan merek-merek lokal.
“Menurut saya dengan adanya Gedung SMESCO ini, dapat memfasilitasi event-event seperti Jakcloth dan event-event lain. Sama-sama mendukung perkembangan brand-brand (merek-merek) lokal,” katanya. (bsnn)
