Berita Nasional

Vale (INCO) Pastikan Tak Ada Penciutan Lahan di Kontrak Baru

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengatakan tidak terdapat penciutan lahan (relinquishment) setelah kontrak karya (KK) resmi dialihkan menjadi izin usaha petambangan khusus (IUPK) hingga 2035.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy mengatakan bahwa perseroan memiliki lahan konsesi 118 ribu hektare (ha).

“Syukur alhamdulilah lahan yang dipercayakan kepada kami juga tetap tidak ada relinquishment. Ada land bank 118 ribu ha, di mana 56 ribu nya bisa minable [dapat ditambang],” ujar Febriany di Jakarta, Senin (10/6/2024).

Sekadar catatan, dalam KK, INCO memiliki lahan konsesi seluas 118.017 hektare meliputi Sulawesi Selatan (70.566 hektare), Sulawesi Tengah (22.699 hektare) dan Sulawesi Tenggara (24.752 hektare).

Adapun, opsi relinquishment pertama kali diungkapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir jika negosiasi divestasi saham 14% tidak ekonomis, atau sesuai dengan keinginan pemerintah.

“Kalau [tidak ekonomis], [lahan INCO] itu kita relinquish, [karena] sebagian punya mereka enggak sesuai dengan komitmen,” ujar Erick saat ditemui di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Akhirnya, harga 14% saham INCO yang dilepas ke PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) ditetapkan sebesar Rp3.050/lembar saham.

5 Strategi Usai IUPK

Febriany mengatakan melalui kepastian hukum dari pemerintah berupa penerbitan IUPK hingga 2035, INCO bakal menerapkan 5 strategi.

Pertama, mengoptimalkan nilai sumber daya (resources value), di mana perseroan bakal melakukan eksplorasi masif di lahan konsesi serta membangun rencana jangka panjang untuk seluruh wilayah INCO ke depan.

Kedua, menyelesaikan tiga proyek investasi di Pomalaa, Bahodopi dan Sorowako dengan tepat waktu, tepat biaya dan selesai dengan aman.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan investasi 3 proyek smelter nikel di Indonesia mencapai US$9,2 miliar.

Ketiga, perencanaan untuk hilirisasi dan sirkularitas dari ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

“Keempat, mengoptimalkan produktivitas Sorowako, ini tidak boleh lupa, semua 3 proyek tersebut, segala sesuatunya akan di-funded dari Sorowako. Sorowako harus jadi operation yang sehat, berkelas dunia, dan mengoptimalkan produktivitas,” ujarnya.

Kelima, mendorong agenda environmental, social and governance (ESG).  (bsnn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button