Berita NasionalEkonomi &Bisnis

Rupiah Berbalik Menguat Kala SMI Sebut Ekonomi RI Tangguh

Rupiah semakin menguat dalam perdagangan pasar spot hari ini, kemarin (24/6) di tengah penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama dengan Tim Ekonomi di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto tentang kondisi fundamental ekonomi RI, pagi ini.

Rupiah dibuka melemah akan tetapi berangsur bangkit dan pada pukul 09:49 WIB, rupiah menguat ke Rp16.428/US$, naik 23 poin dibanding posisi penutupan pekan lalu di Rp16.450/US$.

Rupiah menguat terbanyak di Asia pagi ini di mana mayoritas mata uang Asia juga bergerak menguat. Rupiah menguat 0,13% bersama rupee India di angka yang sama, disusul oleh dolar Taiwan, peso Filipina dan yuan offshore serta dolar Hong Kong.

Konferensi pers pagi ini membicarakan tentang kondisi fundamental ekonomi terkini dan Rencana Anggaran dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Konpers dihadiri tiga narasumber yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati dan Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Thomas Djiwandono.

Dalam konferensi pers pagi ini, Menkeu Sri Mulyani bilang, pemerintahan Prabowo Subianto memastikan defisit APBN masih di bawah 3% pada 2025.

Sementara kebutuhan anggaran untuk program makan siang gratis akan dilakukan secara bertahap di mana pada 2025 akan memakan biaya Rp71 triliun.

Sri Mulyani Indarwati menilai, perekonomian RI masih cukup resilien di tengah tantangan global.

Namun, di tengah turbulensi global, Indonesia dituntut untuk mempertahankan kebijakan fiskal yang baik agar tidak menjadi sumber ketidakpastian.

Kebijakan fiskal Indonesia, menurut Sri Mulyani, perlu mempertahankan pamor Indonesia selama ini yang selalu mampu membedakan diri dari emerging market yang rapuh.

“Indonesia selama ini selalu mampu membedakan diri dari emerging market agar tidak kena stigma emerging market yang rapuh. Ini penting dijaga dengan pengelolaan eksekusi fiskal moneter untuk jaga stabilitas makro kita,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers pagi ini.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah dengan koreksi terbatas di antara area Rp16.455-Rp16.470/US$, support terkuat di Rp16.500/US$.

Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada level Rp16.400/US$. Target penguatan optimis lanjutan untuk dapat menguat ke level Rp16.340/US$.

Selama nilai rupiah bertengger di atas Rp16.430/US$, maka masih ada potensi pelemahan lebih lanjut. Namun sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga di bawah Rp16.400/US$ dalam tren jangka menengah (Mid-term) maka nilai rupiah berpotensi terus menguat hingga menuju Rp16.300/US$ (bsnn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button