Inovasi BUMDes Diharapkan Majukan Ekonomi Jawa Tengah

Desa Kalangsono, yang terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, kini sedang berupaya memajukan potensi ekonominya melalui inovasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dalam usia produktif, mayoritas warganya terlibat dalam sektor pertanian, menjadi pengusaha, Aparatur Sipil Negara (ASN), buruh pabrik, dan kuli bangunan.
Namun, masih terdapat kebutuhan akan pemahaman literasi keuangan di kalangan warga. Sebagian besar dari mereka hanya menggunakan uang sesuai kebutuhan, tanpa memahami pentingnya mengelola keuangan dengan baik dan mengoptimalkan potensi ekonomi di desa.
“BUMDes di desa kami sudah berjalan sebagaimana mestinya, seperti halnya dalam pengelolaan bank sampah. Namun, pada tahun ini kami mempunyai harapan dengan penganggaran melalui Dana Desa yaitu pelatihan BUMDes,” ujar Riyanti selaku Kepala Desa Kalangsono.
Desa Kalangsono sebelumnya telah mengikuti program Desa BRILian dan mendapatkan dukungan pendampingan serta bibit tanaman dari BRI. Bank sampah di desa ini telah aktif sejak November 2015, melibatkan lebih dari 100 Kepala Keluarga (KK).
Masyarakat didorong untuk memahami pentingnya pengelolaan sampah untuk menghasilkan nilai ekonomi. “Misalnya per bulan ada yang 100 ribu, bahkan yang terkecil 15 ribu juga ada,” ujar Sripujiyati selaku pengurus bank sampah.
Selain bank sampah, BUMDes Kalangso juga memiliki usaha jual beli sembako. Meskipun menghadapi beberapa kendala, seperti kuota pupuk yang berkurang, BUMDes tetap berusaha mengembangkan diri.
Mereka berencana membuka unit usaha baru, yaitu jual beli tabung gas untuk bank sampah, dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi operasional. Abdul Munir selaku pengurus BUMDes menceritakan pengalamannya terkait upaya pengembangan BUMDes Kalangsono banyak kendala tetapi dengan kegigihan pengurus, kendala-kendala itu bisa teratasi.
Terutama kemarin dapat modal untuk pembelian sembako dengan tujuan ketahanan pangan. Dalam upaya literasi keuangan, masyarakat Kalangso telah cukup baik, terutama bagi mereka yang melek teknologi.
“Masyarakat di Desa BRILian ini sudah mengenal dan memanfaatkan BRImo sebagai aplikasi keuangan yang dalam penggunaannya dirasa mudah dan bermanfaat bagi masyarakat. Program yang berjalan di Desa BRILian antara lain BRI menanam, kredit kemitraan, klaster usaha, KUPEDES KECE, dan dana talangan PARI,” ujar Bayu selaku Mantri BRI.
Amin Prayitno selaku pengurus Gapoktan Indahlaras juga turut mendukung pertanian di Desa Kalangsono dengan memberikan bantuan bibit buah melalui program CSR. Pemerintah Desa Kalangsono bersama BRI berhasil menyediakan lebih dari 500 bibit pohon buah kepada masyarakat.
Melalui kemitraan dengan BRI, BUMDes Kalangso berharap dapat terus mengembangkan potensi ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan Dana Desa dan kerja sama yang baik antara pemerintah desa, BUMDes, dan BRI, diharapkan Desa Kalangsono dapat menjadi contoh desa yang maju dan berdaya saing di era digital ini. (bsnn)