Klarifikasi Pimpinan SPBU Tanggetada; Pasokan BBM Terbatas

Pimpinan SPBU 75 935.01 (Idham) Kec Tanggetada, Kab Kolaka, klarifikasi soal kondisi SPBU Palewai, Tanggetada. Kerap kali mahasiswa berdiskusi mengenai SPBU yang jarang memiliki stok, sehingga banyak pertanyaan yang muncul.
Pak Idham selaku Pimpinan SPBU Tanggetada memberi klarifikasi kepada Sabrianto selaku Ketua Umum KAMMI PK Kolaka mengenai kondisi SPBU Tanggetada saat ini. Senin (23/12) Pukul 05.07 WITA sore hari.
SPBU Pertamina di Tanggetada tengah menghadapi permasalahan serius terkait keterbatasan pasokan bahan bakar minyak (BBM) terkhusus BBM jenis Pertalite. Laporan menyebutkan bahwa SPBU ini hanya menerima kouta BBM antara 5 hingga 10 kiloliter (KL) per hari, dengan pengiriman yang terkadang hanya satu atau dua kali saja setiap harinya. Kondisi ini menyebabkan kekecewaan bagi sebagian pihak karna kouta BBM yang minim sehingga tidak bisa mengimbangi jumlah kebutuhan masyarakat, Lebih memprihatinkan lagi, pasokan yang terbatas tersebut hanya bertahan selama 4-5 jam saja.
Pak Idham, selaku pimpinan SPBU, mengakui minimnya kuota BBM yang diterima. Ia menjelaskan bahwa keterbatasan ini berdampak langsung pada pelayanan kepada masyarakat, yang seringkali harus menghadapi kekecewaan karena kehabisan BBM. Kondisi ini, menurutnya, sangat mengganggu aktivitas warga sekitar.
Pengajuan penambahan kouta BBM seringkali dilakukan “Kami telah melakukan pengajuan namun sampai hari ini belum juga ada tindaklanjutnya”. Ucap Pak Idham selaku Pimpinan SPBU Tanggetada
Kondisi ini semakin menekan SPBU dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Pak Idam berharap adanya kebijakan yang lebih baik dari Pertamina pada bulan Januari mendatang.
“Kami berharap agar kuota BBM untuk SPBU Tanggetada dapat ditingkatkan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat”. Sambungnya
Ia juga berharap agar jadwal pengiriman BBM dapat lebih teratur dan terjadwal dengan baik untuk menghindari kehabisan BBM dalam waktu singkat. Ketika Perusahaan Pertambangan yang ada disekitaran tanggetada telah beroperasi maka akan semakin meningkatkan jumlah penduduk dan kebutuhan BBM. Dengan keterbatasan kuota yang ada, SPBU Pertamina Tanggetada jelas belum mampu mengimbangi peningkatan permintaan tersebut.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran minimnya kuota dan frekuensi pengiriman BBM yang terbatas ini menimbulkan pertanyaan mengenai kesesuaian antara kebutuhan masyarakat dengan pasokan yang diberikan. Perlu adanya evaluasi dan penyesuaian agar SPBU Pertamina di Tanggetada dapat beroperasi secara optimal dan memenuhi kebutuhan BBM warga sekitar.
Harapan Pak Idham, “Semoga ada kebijakan yang lebih baik di bulan Januari untuk menjadi solusi dari permasalahan keterbatasan pasokan BBM di Tanggetada”. Ungkapnya
“Semoga pihak terkait Pertamina serta kepemerintahan dapat merespon harapan kami dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini”.pungkasnya (sabrianto)