Hukum

5 Skandal Korupsi Tertinggi di BUMN, Sentuh Ratusan Triliun

Korupsi masih menjadi penyakit kronis di tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Meski memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional dan penggerak ekonomi rakyat, berbagai BUMN di Indonesia justru tersandung kasus besar yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah.

Skandal terbaru yang melibatkan PT Pertamina menjadi bukti nyata tata kelola BUMN masih menyimpan banyak celah.

Kasus korupsi Pertamina mencuat pada 2024, ketika Kejaksaan Agung mengumumkan penyelidikan atas dugaan manipulasi dalam pengelolaan minyak mentah dan produk kilang.

Tidak tanggung-tanggung, kerugian negara ditaksir mencapai Rp 193,7 triliun. Fakta ini mengejutkan publik dan memperkuat persepsi sektor energi masih sangat rentan terhadap korupsi sistemik.

Berikut ini lima kasus korupsi BUMN terbesar sepanjang sejarah Indonesia, berdasarkan besarnya nilai kerugian dan dampaknya terhadap kepercayaan publik, yang disitat dari berbagai sumber, Kamis (8/5/2025).

Deretan Kasus Korupsi BUMN

1. PT Timah

Kasus korupsi di PT Timah merupakan yang terbesar hingga saat ini. Terjadi dalam kurun waktu 2015 hingga 2022, praktik ilegal ini mencakup penyewaan alat berat tanpa prosedur, pembelian bijih timah dari pertambangan ilegal, hingga kerusakan lingkungan yang masif.

Total kerugian negara berdasarkan audit BPKP mencapai Rp 300 triliun, terdiri dari kerusakan ekologis senilai Rp 271 triliun, pembelian bijih ilegal Rp 26,6 triliun, dan penyewaan alat Rp 2,28 triliun. Kasus ini melibatkan lebih dari 20 tersangka, termasuk figur publik, seperti Harvey Moeis dan pengusaha Helena Lim.

2. PT Pertamina

Diungkap pada awal 2024, kasus korupsi di tubuh Pertamina mengguncang sektor energi nasional. Penyelidikan menyebutkan adanya pengaturan produksi kilang yang disengaja untuk membuka ruang impor minyak mentah, manipulasi harga, serta kolusi antara pejabat Pertamina dan pihak swasta.

Perbuatan ini menyebabkan kerugian negara hampir Rp 200 triliun. Kasus tersebut menjadi simbol dari lemahnya pengawasan internal BUMN, terutama di sektor yang sangat vital seperti energi.

3. PT Asabri

Skandal di PT Asabri menyeret nama-nama besar, seperti Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat yang juga terlibat dalam kasus Jiwasraya. Dana pensiun prajurit yang seharusnya dikelola untuk masa tua justru diinvestasikan ke saham-saham berisiko tinggi yang akhirnya merugi.

Dalam rentang waktu 2012–2019, kerugian negara mencapai Rp 22,78 triliun. Kasus korupsi BUMN ini menunjukkan tidak hanya perusahaan komersial, lembaga sosial pun rentan terhadap penyalahgunaan kekuasaan.

4. PT Jiwasraya

Jiwasraya, salah satu perusahaan asuransi tertua di Indonesia, kolaps setelah ditemukan penyimpangan dalam pengelolaan investasi. Dengan kerugian mencapai Rp 16,8 triliun, perusahaan ini nyaris bangkrut.

Pemerintah terpaksa membentuk holding IFG Life untuk menyelamatkan nasabah. Enam terdakwa telah dijatuhi hukuman, tetapi kasus ini meninggalkan luka mendalam di industri asuransi nasional.

5. Garuda Indonesia

Pengadaan pesawat CRJ-1000 dan ATR 72-600 oleh Garuda Indonesia menjadi skandal besar lainnya dalam kasus korupsi BUMN. Proses pengadaan dianggap tidak efisien dan tidak sesuai dengan strategi bisnis jangka panjang perusahaan.

Akibatnya, negara dirugikan hingga Rp 8,8 triliun. Mantan Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar, menjadi tersangka utama dan dijatuhi hukuman pidana dalam kasus ini.

Berbagai kasus tersebut mencerminkan korupsi di BUMN bukan hanya masalah individu, tetapi kelompok dan sistemik. Reformasi manajemen, transparansi, dan akuntabilitas harus menjadi prioritas utama. Penguatan fungsi pengawasan internal, pembentukan whistleblower system yang kredibel, serta ketegasan hukum terhadap pelaku merupakan langkah penting agar BUMN benar-benar menjadi motor pembangunan, bukan ladang korupsi bagi elite. (bsnn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button