Berita Nasional

Cerita Kelompok Tani Selamatkan Lingkungan dari Tambang Ilegal

Kelompok Tani Hutan Lestari, Eko Wiryanto menceritakan, kisahnya menyelematkan lingkungan dari lahan bekas tambang pasir ilegal. Ia mengungkapkan, kejadian itu terjadi sejak krisis moneter di Indonesia tahun 1997.

“Teman-teman di tempat saya sudah sangat kesusahan untuk melanjutkan hidup secara layak. Sehingga tercetuslah penambangan ilegal untuk menyambung kehidupan,” kata Eko saat sesi Nobar dan Bedah Film: Dari Bambu ke Bumbu, Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (17/10).

Ia menjelaskan, aktivitas penambangan di wilayahnya bermula saat warga Cangkringan, Jawa Tengah, mengalami kesulitan ekonomi. Untuk menghidupi keluarga, banyak warga yang bekerja untuk area penambangan ilegal tersebut.

“Aktivitas penambangan pasir di wilayah tersebut berdampak besar terhadap lingkungan sekitar. Pasir Merapi diangkut ke berbagai daerah Jawa Tengah karena kualitasnya terkenal baik,” ucap Eko.

Kegiatan ilegal tersebut, ia mengaku, turut menimbulkan masalah baru seperti menumpuknya sampah yang dibawa para penambang. Sehingga, akhirnya material pasir di lokasi itu semakin menipis.

“Pasir disana terkenal sangat baik, hingga akhirnya diangkut ke berbagai daerah di Jawa Tengah. Setelah semuanya habis hanya tersisa batu dan cadas, nggak ada orang yang mau mengangkut hingga akhirnya terbengkalai,” ujar Eko.

Melihat wilayahnya rusak karena aktivitas penambangan ilegal, ada keinginannya untuk mengembalikan wilayahnya kembali hijau. Dirinya bersama warga lainnya bergotong royong selama tiga tahun, mengembalikan tanah perkampungannya yang rusak akibat penambangan ilegal.

Ia menambahkan, bahwa proses penghijauan lahan menggunakan pohon bambu. Hal ini dikarenakan tanaman tersebut memiliki kecocokan dengan tanah pada wilayah tersebut.

“Kami telah melakukan serangkaian observasi, dan pohon bambu paling cocok. Untuk perawatannya, kita memberikan pupuk khusus agar bambu tidak mati pada saat musim kemarau,” ucap Eko.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan, DPPK Kabupaten Sleman, Rofiq Andriyanto menyoroti, penanaman pohon bambu di wilayah Cangkringan. Ia ingin menargetkan bambu menjadi komoditas unggulan ke depannya.

“Tidak sekedar sengon, jati, bambu target kita menjadi komoditas unggulan. Saat ini sudah ada 525 hektare tanaman bambu,” kata Rofiq.

Sebab, ia menjelaskan, tanaman bambu memiliki banyak manfaat, terutama dari segi ekonomisnya. Semisalnya, sabun arang bambu, usaha meubel, dan masih banyak lagi usaha kreatif tersebut berada di Sleman.

Untuk itulah, selain mendorong masyarakat agar menanam bambu, pihaknya juga memberikan fasilitas. Diantaranya dengan mengumpulkan pemilik usaha kreatif dengan petani bambu. (bsnn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button