OpiniPendidikan

Digital Leadership dan Arah Kebijakan Pendidikan 2023

Oleh : M Hasan Chabibie

PERIODE pascapandemi membutuhkan kepemimpinan berbasis digital yang transformatif dan visioner. Inilah yang menjadikan Indonesia sejauh ini berada pada rel yang benar dengan kebijakan-kebijakan di bidang ekonomi, politik,dan pendidikan yang terkoneksi dengan perkembangan teknologi digital.

Kepemimpinan berbasis digital menjadi penting di tengah transformasi dunia saat ini. Momentum pascapandemi harus dimanfaatkan untuk mencipta loncatan dalam berbagai bidang dengan fondasi yang kuat dan pijakan kemampuan yang tegas. Lalu bagaimana kepemimpinan bebasis digital (digital leadership) memengaruhi arah kebijakan pendidikan pada 2023 ini?

Dunia pascapandemi membutuhkan adaptasi dan percepatan dalam berbagai bidang. Begitu juga dengan dunia pendidikan yang membutuhkan sosok-sosok pemimpin dalam berbagai levelnya, dari level pusat hingga di sekolah, yang adaptif dengan tantangan zaman dan percepatan teknologi. Digital leadership dibutuhkan untuk mencipta inovasi, membangun kolaborasi, serta memainkan peran yang sangat penting dalam melakukan filter informasi dan selanjutnya ditransformasikan menjadi pengetahuan yang berharga bagi generasi kita. Kepemimpinan berbasis digital membutuhkan kecerdasan digital serta pentingnya mengenali ‘digital DNA’.

Digital leadershipmengharuskan kepemimpinan yang fokus pada pemberdayaan, eksperimentasi, kolaborasi data dan kecepatan. Kepemimpinan berbasis digital ini membangun tim yang berdampak besar pada kinerja yang mendorong peningkatan skills serta kemampuan taktis untuk pengambilan kebijakan (decision making).  Selain itu, pemimpin di era ini diharuskan mampu membangun sistem informasi yang real time untuk membantu penguatan analisis untuk pengambilan kebijakan. They expect these teams to start small, iterate, experiment and adapt. They look their business as platform, not just as product and service (Josh Bersin, Harvad Bussiness Review, 2016). Dengan demikian, pemimpin mampu merumuskan program-program yang dikerjakan bukan hanya dalam kerangka bussines as usual, sesuatu yang biasa, tapi juga dalam perspektif yang lebih luas sebagai medium untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Kebijakan pendidikan 2023 Kebijakan pendidikan di Indonesia pada 2023 ini dan masa mendatang juga bertumpu pada kepentingan nasional sekaligus adaptasi terhadap perkembangan global. Perkembangan pascapandemi, resesi global, sekaligus perkembangan keamanan dan diplomasi internasional yang mengalami fluktuasi turut berdampak pada kecenderungan kebijakan pendidikan pada ranah internasional. Di Indonesia, kebijakan pendidikan juga mengacu pada prioritas kebijakan nasional serta menuju pada visi kebangsaan dari pemimpin negara.

Dalam berbagai kesempatan, Mas Menteri Nadiem Makarim menyampaikan bahwa ada lima arah kebijakan pendidikan yang bakal diperkuat pada 2023 ini, yakni (1) optimalisasi angka partisipasi pendidikan, (2) inovasi riset dan teknologi, (3) peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, (4) memajukan dan melestarikan bahasa dan kebudayaan, (5) tata kelola pendidikan dan kebudayaan (Medcom, 13/06/2022).  Pada tata kelola pendidikan dan kebudayaan, termasuk pelaksaan dan implementasi RUU Sisdiknas, sinkronisasi program pemerintah pusat dengan pemda, sistem pemerintahan berbasis digital, serta pengembangan manajemen talenta. Pada konteks ini, kebijakan pendidikan yang berbasis pada pertumbuhan teknologi digital dan informasi strategis menjadi prioritas.  Lebih lanjut Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim menegaskan bahwa postur anggaran yang dialokasikan pada 2023 untuk berbagai program prioritas sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam konteks kebijakan dan prioritas anggaran negara.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa ada enam kebijakan yang menjadi fokus penggunaan anggaran pada 2023, yakni penguatan kualitas sumber daya manusia, akselerasi sistem perlindungan sosial, melanjutkan pembangunan infrastruktur prioritas, pembangunan infrastruktur untuk menumbuhkan sentra ekonomi baru, revitalisasi industri, serta pemantapan reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi. Pemerintah Indonesia sangat serius dalam meletakkan fondasi ekonomi-politik untuk membangun kesejahteraan dengan prioritas pada penguatan sumber daya manusia serta infrastruktur. Kebijakan-kebijakan dalam ranah pendidikan mendapatkan perhatian utama yang menggerakkan sumber daya manusia Indonesia ke arah yang lebih unggul pada masa mendatang. Visi Indonesia Emas pada 2045 menjadi prioritas untuk didukung dari berbagai kebijakan strategis dari pemerintah Indonesia.

Di ruang publik telah tumbuh kesungguhan untuk membangun sumber daya unggul dengan adaptasi teknologi. Pada momentum Satu Abad Nahdlatul Ulama, organisasi ini juga memprioritaskan transformasi teknologi dengan rangkaian agenda NU-Tech yang mendorong skills warga Nahdliyyin di bidang teknologi sekaligus mendorong munculnya startup. Begitu juga di Muhammadiyah yang telah mendorong pelbagai inisiasi dan program yang berbasis teknologi digital. Gerak serempak pemerintah dan ormas untuk bersama-sama membangun sumber daya manusia Indonesia yang unggul menjadi langkah penting menuju 100 tahun Indonesia pada 2045 nanti.   Arah transformasi digital Indonesia 2045 membutuhkan pemimpin-pemimpin yang agile, transformasi dan adaptif dengan teknologi. Skill digital leadershipmenjadi penting di tengah peningkatan penggunaan teknologi digital saat ini.

Tren peningkatan konsumsi teknologi digital tidak lepas dari penggunaan internet di Indonesia pada beberapa tahun terakhir. Penetrasi teknologi dan perputaran ekonomi dalam bisnis digital di negeri ini meningkat menjadi di antara yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.  Pengguna internet di Indonesia juga meningkat drastis pascapandemi. Data We Are Social pada 2022 mencatat pengguna internet di negeri ini mencapai 205 juta pengguna. Dengan demikian, angka ini mencakup 73,7% populasi di Indonesia telah menggunakan internet. Penggunaan internet secara rata-rata juga tinggi, yakni 8 jam 36 menit setiap hari. Dari data yang dilansir, penggunaan internet terbesar diakses menggunakan handphone, yakni 94,1 % pengguna. Penggunaan internet pada masa pandemi dan pascapandemi di Indonesia, khususnya di sektor pendidikan, menjadikan laju pertumbuhan meningkat.

Sepanjang pandemi, dengan kebijakan akses pendidikan berbasis digital, semisal video conference, e-learning, video streaming, e-commerce, dan berbagai layanan lainnya dalam format digital, menjadikan pertumbuhan bisnis berbasis internet dan pengunaan akses teknologi meningkat. Hal ini juga terpublikasi dalam laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada penyelenggaraan Indonesia Digital Outlook pada Juni 2022 yang seiring dengan data Digital Global Report yang dilansir Hootsuite dan We Are Social. Pertumbuhan bisnis yang berbasis ekosistem teknologi digital juga mengalami tren peningkatan. Dalam sebuah laporan berjudul E-Conomy Sea 2022: Through the Waves, Toward a Sea of Opportunity, nilai perekonomian digital di Indonesia tumbuh sekitar 22% menjadi US$77 miliar atau lebih dari Rp1.196 triliun.

Sementara itu, gross merchandise value (GMV) perekonomian digital di negeri ini pada 2025 diprediksi mencapai US$130 miliar atau lebih dari Rp2.020 triliun. Dari laporan yang sama juga menampilkan bahwa nilai perekonomian digital di Indonesia termasuk yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Nilai GMV beberapa negara-negara Asia Tenggara secara berurutan, yakni Singapura (US$18 miliar), Filipina (US$20 milar), Malaysia (US$21 miliar), dan Vietnam (US$23 miliar). Data GMV ekonomi digital di Asia Tenggara mencapai US$200 pada 2022 dan diprediksi akan terus meningkat hingga 2025 mendatang.   Digital leadership: membangun resiliensi Situasi fluktuatif dalam skala global menjadikan kita semua harus tetap waspada dan fokus pada arah kebijakan nasional. Kita mengalami fase yang mana perekonomian dunia sedang mengalami guncangan yang berdampak pada sosial-politik hingga kebijakan pendidikan secara global.

Pada konteks Indonesia, Presiden Joko Widodo telah menegaskan betapa pentingnya sense of crisis. Setiap pemimpin pada pelbagai level dan tingkatan perlu memiliki kewaspadaan tingkat tinggi, keberanian berinovasi, perumusan program yang efisien, hingga kepemimpinan yang berorientasi pada problem solving. Maka itu, pada situasi yang fluktuatif sekarang ini, digital leadershipmenjadi urgen sebagai skill sekaligus perspektif.  Seorang pemimpin haruslah peka dengan isu-isu yang terjadi, adaptif dengan perubahan yang cepat, serta mampu berkomunikasi secara efektif. Tentu saja perubahan ini berdasar pada bagaimana membangun perspektif yang tepat pada model kepemimpinan di era digital ini.

Selanjutnya, kecakapan membangun tim yang mampu bekerja secara kolaboratif, kejelian mencari solusi atas pelbagai masalah yang muncul, hingga secara tepat membangun formula decision making menjadi kuncinya Digital leadership merupakan kecakapan sekaligus cara pandang atas model kepemimpinan di era fluktuatif sekarang ini. Dengan digital leadership, pemimpin akan menjadi penggerak bagi tim dan komunitasnya untuk membangun resiliensi,l agar bangsa Indonesia tetap survive dan adaptif pada situasi sekarang. Pada ranah pendidikan, digital leadership menopang arah kebijakan nasional untuk pembangunan sumber daya manusia sekaligus menjadi tulang punggung bagi inovasi-inovasi strategis untuk mencipta manusia-manusia unggul dari negeri ini.

Penulis Kepala Pusdatin Kemendikbud-Ristek

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button