Menuju Pemilu 2024, Ini 4 Cara Jadi Pemilih Pemula Cerdas
Dalam setiap pemilihan umum (pemilu) akan selalu ada pemilih pemula, termasuk pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Kurang dari 1,5 tahun menuju pesta demokrasi ini, data sementara pemilih pemula yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Juli 2022 tercatat 428.799 orang.
Pemilih pemula merupakan warga negara Indonesia yang baru pertama kali menggunakan hak pilih dalam pemilu. Pemilih pemula diharapkan memberikan kontribusi positif, berperan aktif, dan menjadi pemilih cerdas bagi kemajuan Indonesia. Lalu, bagaimana cara menjadi pemilih cerdas? Berikut ulasannya.
1. Sadari pentingnya hak pilih
Sebagai warga negara Indonesia yang sudah memenuhi syarat menjadi pemilih dalam pemilu, pemilih pemula harus menyadari hak pilih sangatlah penting. Satu suara saja sangat berarti dan dapat menentukan masa depan Indonesia. Oleh karena itu, kesempatan ini hendaknya tidak disia-siakan. Partisipasi dalam pemilu oleh pemilih pemula harus ditingkatkan agar angka golongan putih (golput) dalam pemilu menurun.
Pada Pemilu Legislatif 2014 jumlah golput mencapai 24,89%, sedangkan pada Pemilu Legislatif 2019 meningkat menjadi 29,68%. Sebaliknya, persentase golput pada Pilpres 2014 sebesar 30,42% dan Pilpres 2019 turun menjadi 19,24%.
2. Perhatikan dan telusuri track record caleg dan capres
Pemilih pemula sebagai pendatang baru dalam pemilu harus cermat menggunakan hak suaranya agar tidak salah pilih. Sebelum menentukan pilihan hendaknya pemilih pemula menelusuri dan mempelajari latar belakang calon anggota legislatif (caleg) dan calon presiden (capres). Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui kiprah politik atau rekam jejak selama ini di masyarakat.
Selain itu, penting juga untuk melihat integritas calon melalui catatan hukumnya. Riset track record ini dapat dilakukan hanya dengan bermodalkan smartphone karena pada era digital akses informasi sangat mudah didapat. Misalnya, pemilih pemula dapat mengunjungi media sosial pribadi caleg dan capres, mencari artikel berita, membaca opini pengamat politik, atau mencari informasi lain yang dapat membuat pemilih pemula lebih mengenal caleg dan capres.
3. Pelajari visi, misi, dan program kerja yang diusung
Penentuan pilihan ketika di bilik suara sebaiknya melewati proses mempertimbangkan visi, misi, dan program kerja yang diusung caleg dan capres. Ketiga hal itu dapat menjadi landasan utama ketika memilih. Pemilih pemula harus benar-benar mengetahui isu dan hal apa saja yang akan dikerjakan para calon jika terpilih nanti. Setelah mengetahui hal itu, lakukan perbandingan antarkandidat calon, kemudian pilihlah calon yang dianggap paling mewakili dan memperjuangkan isu yang penting menurut pemilih pemula
4. Filter berita hoax terkait pemilu
Pada masa kampanye pemilu, platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Whatsapp, pastinya akan dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi dan berita seputar pemilu. Dalam situasi ini, pemilih pemula haruslah bijak dalam menerima informasi dengan tidak menelan mentah-mentah semuaya. Pasalnya, akan ada banyak hoax yang tersebar mengenai pemilu. Pemilih pemula harus dapat membedakan hoax dan berita yang bisa dipertanggungjawabkan.
Berikut cara untuk menghindari hoax pemilu:
1. Untuk meminimalkan hoax, pemilih pemula dapat mengakses berita melalui media-media kredibel atau media arus utama (mainstream) yang sudah terverifikasi Dewan Pers. Pengecekan bisa dilakukan melalui dewanpers.or.id/data/perusahaanpers
2. Selain itu, hoax pemilu dapat dicek melalui www.kpu.go.id/page/read/1040/hoax-pemilu