Ridwan Kamil : IKN Harus Layak Huni dan Manusiawi

Kurator Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Ridwan Kamil menegaskan, IKN harus menjadi kota yang layak huni dan manusiawi. Itu untuk menghindari terulangnya kegagalan yang terjadi pada beberapa ibu kota di negara lain.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional IKN Nusantara di Jakarta, Kamis (14/3), pria yang akrab disapa Emil itu mengaku pernah mengingatkan Presiden Joko Widodo tentang kompleksitas dalam membangun ibu kota negara baru. Dia mencontohkan Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan desainnya hanya berfokus pada pusat pemerintahan.
Menurut dia, Naypyidaw sepi karena tidak didesain sebagai kota yang utuh. Kota itu hanya difungsikan sebagai pusat pemerintahan tanpa mempertimbangkan aspek kehidupan masyarakat yang beragam.
”Hanya memindahkan kantor, maka tidak ada namanya kota formal-informal, kaya-miskin bercampur. Kota itu semua golongan harus hadir,” papar Ridwan Kamil kepada bsnn.
Mantan Gubernur Jawa Barat itu juga menyinggung Putrajaya, ibu kota administratif Malaysia, yang menurut dia memiliki desain kota yang indah. Namun, kota itu menjadi sepi pada malam hari karena mayoritas penduduknya masih tinggal di Kuala Lumpur.
”Paginya berkantor di Putrajaya, sorenya pulang ke Kuala Lumpur, malam sepi,” tutur Ridwan Kamil.
Kemudian, dia juga menyebut ibu kota Brasil, Brasilia, yang dinilai terlalu luas sehingga kurang manusiawi dan sulit diakses masyarakat. Dia juga menyebut Canberra, Ibu Kota Australia, sebagai kota yang sepi, berbeda dengan Sydney dan Melbourne yang ramai.
Menurut Ridwan Kamil, sebuah kota yang ideal harus ramai, baik siang maupun malam hari. Dia mencontohkan Washington DC, Ibu Kota Amerika Serikat, yang dirancang dari nol dan membutuhkan waktu 100 tahun untuk berkembang menjadi kota yang ramai dan layak huni seperti sekarang.
Ridwan Kamil menekankan pentingnya IKN Nusantara sebagai kota yang layak huni dan manusiawi, jangan sampai IKN Nusantara bernasib sama seperti beberapa ibu kota lain yang gagal.
”Maka saya katakan IKN Nusantara harus layak huni, cirinya ada orang berjalan kaki. Kalau di IKN Nusantara tidak ada orang berjalan kaki, kita gagal menciptakan kota yang manusiawi, ke mana-mana harus naik kendaraan, naik mobil,” ucap Ridwan Kamil. (bsnn)