Indonesia Design Week 2025 Perkuat Ekosistem Kreatif Nasional

Deputi Bidang Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu, menegaskan Indonesia Design Week 2025 bukan sekadar pameran. Ajang ini disebut sebagai wadah kolaborasi untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif.
Fokus utamanya ada pada subsektor arsitektur, desain produk, desain interior, dan desain komunikasi visual. Yuke menyoroti bahwa dinamika global, termasuk konflik di Amerika Serikat, berdampak pada subsektor fashion.
“Indonesia tetap berupaya menjaga pasar Amerika sekaligus mencari peluang di negara lain. Ada penurunan permintaan dan tarif pajak dari pasar luar negeri,” ujar Yuke Sri Rahayu saat ditemui awak media dalam acara Press Conference Indonesia Design Week 2025, PIK2, Jumat (12/9/2025).
Melalui Indonesia Design Week 2025, para desainer diharapkan bisa bertemu industri, bisnis, dan pemangku kepentingan lain. Menurut Yuke, kolaborasi heksahelik menjadi kunci agar ekosistem kreatif tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
“Tantangan utama industri kreatif tidak hanya soal permodalan dan pemasaran. Masalah lain itu meliputi kelembagaan, ketersediaan data dan riset, serta media penjualan,” kata Yuke.
Kesadaran pelaku terhadap pentingnya hak kekayaan intelektual (HKI) juga masih rendah. Menurut Yuke, perlindungan karya menjadi hal fundamental untuk keberlanjutan usaha kreatif.
“Pemerintah melalui Kemenparekraf berkomitmen mendukung sektor ini pada periode 2025–2029. Strateginya adalah memperkuat lintas subsektor melalui kolaborasi agar ekosistem kreatif berkembang lebih menyeluruh,” kata Yuke. (bsnn)