Berita NasionalEkonomi &Bisnis

Di Balik Subsidi Solar, Pertamina Ternyata Boncos Rp5 Ribu/Liter

PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga meminta pemerintah untuk mengkaji ulang ihwal besaran subsidi yang diberikan kepada Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Tertentu (JBT) Solar.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan tidak menampik pemerintah memang memberikan subsidi Rp1.000/liter terhadap Solar. Namun, perseroan mengaku tetap harus merogoh kocek sebesar Rp5.000/liter terhadap JBT tersebut.

“Terkait dengan JBT Solar, kami juga sedikit ingin sampaikan dan permohonan dukungan untuk melakukan peninjauan terhadap subsidi. Saat ini angka subsidi yang ada di formula besarannya Rp1.000/liter. Mohon untuk dapat dukungan untuk melakukan penghitungan ulang karena angka kompensasinya mencapai lebih kurang Rp5.000/liter,” ujarnya dalam agenda rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI pekan lalu.

Dimintai konfirmasi secara terpisah, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan selisih antara nilai keekonomian dengan harga jual Solar mencapai Rp6.000/liter.

Dengan demikian, perseroan berharap pemerintah dapat memberikan dukungan dengan meningkatkan besaran subsidi Solar, meskipun tidak menyebutkan level yang diharapkan.

Sekadar catatan, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mencairkan dana kompensasi BBM bersubsidi sebesar Rp43,52 triliun kepada PT Pertamina (Persero).

Dana tersebut merupakan kompensasi selisih harga jual formula dan harga jual eceran di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina dalam rangka implementasi penyaluran JBT Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite sepanjang 2023.

Total dana tersebut berasal dari selisih harga jual BBM pada kuartal IV 2023, setelah digabung dengan pajak.

Adapun, perseroan mengatakan bahwa prognosa realisasi penyaluran JBT Solar pada 2024 adalah 17,71 juta kiloliter (kl) atau 0,55% di bawah kuota 17,8 kl.

“Prognosa realisasi JBT Solar menggunakan tren realisasi Januari hingga Maret 2024,” ujarnya.

Sementara itu, konsumsi solar diproyeksikan sebesar 18,6 juta kl hingga 18,7 juta kl pada 2025. (bsnn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button