Pakar Ungkap Mitos di Balik Anjuran Minum 8 Gelas Sehari
Minum delapan gelas air setiap hari sudah menjadi doktrin yang melekat di kepala warga. Apakah hal itu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah?
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Science, kebutuhan air minum seseorang sangat dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari ukuran tubuh, aktivitas fisik, temperatur udara, kelembapan, hingga ketinggian.
“Studi saat ini dengan jelas menunjukkan bahwa satu ukuran tidak bisa digunakan untuk semua pedoman asupan air minum, dan saran umum bahwa kita harus minum delapan gelas air 8 ons per hari (~2 liter) tidak didukung oleh bukti objektif,” tulis para peneliti.
Makalah itu bertajuk ‘Variation in human water turnover associated with environmental and lifestyle factors’ (November 2022) yang ditulis sejumlah peneliti.
Penulisnya di antaranya adalah Yosuke Yamada dari National Institutes of Biomedical Innovation, Health and Nutrition, Jepang; Xueying Zhang dari Center for Energy Metabolism and Reproduction, Shenzhen Institute of Advanced Technology, Chinese Academy of Sciences, China; hingga Mary E. T. Henderson dari School of Life and Health Sciences, University of Roehampton, London, UK.
Pergantian cairan tubuh terbesar terjadi pada pria berusia 20-30 tahun dan pada wanita berusia 20-55 tahun. Hal ini mulai menurun setelah usia 40 tahun pada pria dan setelah usia 65 tahun pada wanita.Bayi baru lahir memiliki pergantian cairan tubuh tertinggi, sekitar 28 persen setiap hari.
Para peneliti menyebut pria umumnya mengonsumsi air sekitar setengah liter lebih banyak setiap hari dibandingkan wanita.Misalnya, seorang pria berusia 20 tahun yang tidak atletis, beratnya 70 kilogram, dan tinggal di negara maju di permukaan laut dengan kelembapan 50 persen dan suhu udara rata-rata 10 derajat Celcius akan memiliki pergantian cairan tubuh sekitar 3,2 liter per hari. Dengan kata lain, tubuh pria tersebut membutuhkan asupan air dalam jumlah tersebut atau bahkan lebih.
Sementara itu, wanita non-atletik dengan usia yang sama yang tinggal di lokasi yang sama akan memiliki pergantian cairan tubuh sekitar 2,7 liter per hari.Dilansir dari ScienceAlert, peningkatan aktivitas yang membuat konsumsi energi dua kali lebih banyak dalam sehari akan meningkatkan proses pergantian cairan tubuh harian sekitar satu liter.
Kemudian, untuk setiap tambahan 50 kilogram berat badan, pergantian cairan tubuh meningkat 0,7 liter per hari.
Lonjakan kelembapan sebesar 50 persen mendorong kebutuhan asupan air hingga 0,3 liter. Lebih lanjut, beberapa orang dalam penelitian tersebut memiliki pergantian cairan tubuh yang sangat tinggi. 13 wanita yang kebutuhannya melewati lebih dari 7 liter per hari, mereka adalah atlet, wanita hamil, atau berada di cuaca hangat. Sedangkan, sembilan pria yang menjadi sampel penelitian mengonsumsi lebih dari 10 liter sehari.
Sebagai catatan, orang-orang tersebut adalah orang-orang yang sangat aktif, atlet, atau penjelajah Amazon Ekuador.
Dengan demikian, asupan air minum yang diperlukan orang-orang tersebut belum tentu diperlukan oleh Anda.
Pergantian cairan tubuh juga disebut meningkat untuk wanita hamil pada trimester ketiga kehamilan dan selama menyusui.Orang-orang yang menjalani gaya hidup menetap di lingkungan dalam ruangan dengan suhu terkontrol di negara maju memiliki perputaran air yang lebih rendah daripada orang yang bekerja sebagai buruh kasar atau pemburu-pengumpul di negara berkembang.”Pedoman yang lebih baik semakin penting karena ledakan pertumbuhan populasi dan perubahan iklim yang dihadapi dunia saat ini, yang akan memengaruhi ketersediaan air untuk konsumsi manusia,” tulis para peneliti.