Pemerintah memutuskan penghentian sementara operasi PT GAG Nikel di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur lingkungan. PT GAG Nikel, yang memulai tahap produksi pada tahun 2017, merupakan satu-satunya perusahaan yang berproduksi di wilayah Raja Ampat saat ini.
Aktivitas pertambangan nikel oleh PT GAG Nikel telah menuai protes keras dari masyarakat adat dan aktivis lingkungan karena dinilai mengancam ekosistem laut dan hutan Papua yang kaya akan keanekaragaman hayati. Selain itu, transparansi dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT GAG Nikel juga dipertanyakan oleh anggota Komisi IV DPR Robert Joppy Kardinal, yang menyatakan bahwa program CSR perusahaan tidak memberi dampak signifikan pada kehidupan masyarakat Papua Barat Daya.
Pemerintah telah menurunkan tim inspeksi Kementerian ESDM untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap prosedur lingkungan. Penghentian sementara operasi PT GAG Nikel ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menyeimbangkan perlindungan lingkungan, penghormatan terhadap kearifan lokal, dan keberlanjutan agenda hilirisasi mineral.
Penghentian sementara operasi PT GAG Nikel diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memperbaiki kepatuhan terhadap prosedur lingkungan dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan dana CSR. Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat membantu melindungi ekosistem laut dan hutan Papua yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Penghentian sementara operasi PT GAG Nikel di Raja Ampat merupakan langkah pemerintah untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur lingkungan dan melindungi ekosistem laut dan hutan Papua. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan transparansi dalam pengelolaan dana CSR dan memperbaiki dampak sosial dan lingkungan bagi masyarakat lokal. (bsnn)
