Penyiar Radio Curhat Soal Kesejahteraan di KSP Mendengar
Kesejahteraan penyiar radio ternyata tidak berbanding lurus dengan fungsinya sebagai garda terdepan dalam menyampaikan informasi kepada publik. Hingga saat ini, masih ada penyiar radio yang kompetensinya dihargai dengan nilai sangat minim. Fakta ini mengemuka dalam program KSP Mendengar bersama organisasi profesi penyiar radio, yakni PERSIARI (Penyiar Radio Seluruh Indonesia), di Solo, Jawa Tengah, Jum’at (10/3).
“Saya jadi penyiar sejak 1997. Gaji kami masih ada yang lima ribu hingga sepuluh ribu rupiah per jam. Saya berharap dengan KSP mendengar bersama PERSIARI, negara hadir di tengah profesi penyiar radio,” kata Elvira Dinata penyiar Radio Diaz Jambi.
Isu tentang peningkatan kompetensi penyiar radio juga muncul dalam forum ini. Ardi penyiar radio Star FM Yogyakarta mengatakan, profesi penyiar memiliki tugas untuk mendengar dan menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada publik sangat membutuhkan banyak pelatihan. Ia pun berharap pemerintah bisa memfasilitasi kebutuhan tersebut.
“Budaya Indonesia yang beragam menuntut kami untuk bisa beradaptasi dengan beragam generasi dan background. Tentu ini butuh kompetensi lebih,” jelas Ardi.
Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ratna Dasahasta menyampaikan, bahwa Kantor Staf Presiden siap menjembatani PERSIARI dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk mendiskusikan dan mencari solusi terkait persoalan yang dihadapi penyiar radio di Indonesia.
“Berkaitan dengan kesejahteraan profesi penyiar, KSP siap menjadi host diskusi isu ini,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya profesi penyiar dan insan radio melakukan inovasi agar industry radio bisa tetap hidup dan tumbuh. “Radio sebagai sarana advertising seringkali menjadi pilihan terakhir. Mengkombinasikan video dan audio bisa menjadi pilihan untuk monetisasi,” saran Ratna.
Sebagai Informasi, “KSP Mendengar” merupakan program Kantor Staf Presiden untuk membuka seluas-luasnya kepada masyakarat umenyampaikan aspirasi, layaknya yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Melalui “KSP Mendengar”, Kantor Staf Presiden yang menjadi mata dan telinga Presiden, ingin mendekatkan Istana dengan masyarakat.
“Teman-teman penyiar adalah telinga bagi kami. Apa yang didengar dari masyarakat adalah feedback yang luar biasa bagi kami di KSP,” tutup Ratna yang didampingi Tenaga Ahli Utama KSP Joanes Joko (K19)