
Berwisata itu mau senang-senang. Pengen bahagia. Rasa bahagia akan melahirkan energi baru. Yang lebih produktif. Yang lebih manusiawi. Yang lebih humanis.
Bukankah kita semua menginginkan: kecil bahagia, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga? Hanya pariwisata yang menawarkan kemungkinan itu. Jangan terlalu sensi dengan istilah “foya-foya” ya? Saya tahu kalean pada protes…hehehe.
Karenanya, kerja-kerja pembangunan itu harus berangkat dari idealisme pariwisata. Membuat orang senang. Tersenyum. Bahagia. Layani masyarakat dengan jiwa pariwisata.
Kita punya alam yang indah. Namun, bukan itu yang menjadi faktor utama orang datang berkunjung. Mereka terlebih dahulu menemui manusia-manusianya. Mengenali budaya. Mengenali seninya.
Sebab seni dan budaya adalah refleksi humanisme masyarakat setempat yang kita sebut dengan kearifan lokal.
Dalam sebuah diskusi kepariwisataan, motivasi utama wisatawan berkunjung ke suatu tempat ternyata ingin menyaksikan seni budaya. Keinginan menyaksikan keindahan alam hanya berada di nomor empat.
Nomor dua dan tiganya apa? Yang kedua adalah ingin menghadiri event atau kegiatan. Sedangkan yang ketiganya, ingin menikmati kuliner. See…?
Toronipa Fun Bike, Toronipa Fun Run, Konser Iwan Fals, Festival Film, Sultra Tenun Karnaval adalah event. Kegiatan yang mendorong orang untuk datang ke daerah ini.
Namun, ada hal mendasar yang prioritas kita benahi dulu. Budaya membahagiakan orang.
Toronipa Fun Bike adalah kerja-kerja membahagiakan orang. Lihatlah senyum bikers di foto ini. Dia datang dengan bahagia. Dan siapa yang tak bahagia menyaksikan senyumnya?
Penulis Andi Syahrir