Perang Bintang Berebut 24 Kursi DPR RI di Dapil Sulsel dari Menteri, Jenderal hingga Pengusaha

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan 9.925 bakal calon anggota legislatif (bacaleg) DPR RI masuk daftar calon sementara (DCS) se-Indonesia.
Dari data tersebut, sebanyak 407 orang DCS Bacaleg DPR RI Dapil I, II dan III di Sulsel. Mereka dari 18 partai politik (parpol) akan memperebutkan 24 kursi di Sulsel.
“Khusus Sulsel, terdapat tiga dapil yang tersebar di 24 kabupaten/kota, ada 407 DCS Bacaleg DPR RI 2024,” singkat Anggota KPU RI Idham Holik, Senin (21/8/2023).
Ditambahkan, pengumumkan DCS bacaleg dari tanggal 19 Agustus 2023, selanjutnya masyarakat dapat menyampaikan tanggapannya.
“Jadi, tanggapanya dari tanggal 19 sampai 28 Agustus 2023,” tutupnya.
Saat ini, aroma persaingan ketat tersaji di daerah pemilihan (dapil) Sulsel I, II dan III pada pemilihan legislatif 2024 mendatang menuju kursi DPR RI Senayan. Pasalnya, dapil ini diisi oleh caleg dari menteri, jenderal hingga pengusaha dan Ketua DPRD.
Daftar caleg di dapil Sulsel ini sudah ditampilkan di laman KPU RI. Nama-nama yang tertera ini adalah daftar caleg sementara (DCS) yang dipublikasikan KPU. Pemilih bisa memberikan tanggapan soal tiap caleg.
Dapil ini bertabur ‘bintang’. Ada nama Menteri Pertanian asal partai NasDem Syahrul Yasin Limpo (SYL), Ketua DPRD Kota Makassar, Rudianto Lallo. Selain itu ada pengusaha sulses dan property yakni Andi Idris Manggabarani (IMB) lewat partai Gerindra. Serta mantan Direktur Utama – PT. Biringkassi Raya (Semen Tonasa) juga mantan Direktur Utama (Dirut) PT Topabiring Trans Logistik (TTL). Abdul Rahmat Noer dari partai Demokrat. Mereka caleg melalui Dapil Sulsel I meliputi Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar.
Di dapil Sulsel II meliputi Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, Wajo, Parepare, Barru, Pangkep, dan Maros. Milsanya ada pengusaha anak Founder PT Tiran yakni Amar Ma’ruf Sulaiman yang juga CEO AAS Community maju lewat partai Geeindra, di dapil ini juga pengusaha ekspedisi juga punya kapal cargo Andi Tajerimin Nur caleg dapil Gerindra. Dapil II ini juga masih ada nama Nurdin Halid juga politisi senior dan mantan calon Gubernur lewat partai Golkar.
Sedangkan ada juga perwira dan jenderal bintang di Dapil Sulsel III, meliputi Enrekang, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Pinrang, Sidrap, Tana Toraja, Toraja Utara, dan Kota Palopo. Dia Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, Caleg DPR RI Demokrat, dan Mayjen TNI (Purn) Kasim Genawi, Caleg DPR RI Perindo. Dan maaih banyak figur lainya, caleg petahana dan pendatang berlatar belakang kepala daerah.
Kaitan peluan dan tantangan figur maju di DPR RI 2024. Pengamat Antropologi Politik Unhas Makassar, Tasrifin Tahara mentakan sejumlah kalangan yang bertarung dapil Sulsel memperrebutkan 24 kursi di Senayan akan sudah pernah bertarung dengan latar berbeda.
“Menarik tentang figur-figur caleg DPR RI di Sulawesi Selatan, hampir setiap dapil bertabur bintang. Ada figur menteri, jenderal, pengusaha hingga elit pada level lokal seperti mantan-mantan bupati/walikota,” jelasnya.
Menurut akademisi Unhas itu, harus dipilah dulu taburan bintang tersebut dalam kategori petahana dan “pendatang baru” caleg. Petahana sudah memiliki pengalaman dalam kontestasi lima tahun lalu.
“Dimana dekat dengan konstituen karena berbagai program selama menjabat sebagai anggota legislatif selalu fokus dalam upaya-upaya mendekatkan diri atau dalam istilah politis ikut membangun wilayah-wilayah konstituen (dapil),” katanya.
Lanjut dia, sementara pendatang baru tidak bisa dilihat sebelah mata karena mereka bintang yang bersinar dengan posisi saat ini semisal bupati/walikota, menteri dan pengusaha yang memiliki kapital dan sangat dekat dengan konsituen.
“Menurut saya memang pertarungan para bintang ini saat ini pada pemilu legislatif nanti memerlukan kekuatan ekstra dari para caleg,” saran dia.
Kendati demikian, dia menyarankan agar mereka yang berkompetisi agar harus berupaya dekat dengan capaian saat ini hingga tawaran pada konsituen ke depan.
“Tapi, saya yakin dengan taburan bintang ini, konsituen benar-benar sangat selektif menentukan pilihan, siapa figurnya dan apa partainya,” tukasnya.
Sedangkan, Muh Asratillah selaku
Peneliti di PT. Penta Helix Indonesia menyebutkan, pada pemilu 2024 akan diikuti oleh sejumlah figur publik yanh cukup populer.
Mulai dari mantan menteri, ketua partai, mantan kepala daerah, mantan birokrat dan pejabat BUMN, hingga selegram.
“Namun di pemilu 2019 kita mendapatkan pengalaman berharga bahwa status caleg sebagai figur publik, tidak menjadi jaminan bahwa caleg bersangkutan akan mendapatkan kursi,” katanya.
Selain itu, status sebagai figur publik tentu akan memberikan modal sosial baik berupa popularitas, kesukaan publik, hingga jejaring sosial yanng berpotensi direkrut sebagai relawan.Namun, mengkonversi modal sosial menjadi perolehan suara yang mencukupi membutuhkan upaya khusus.
“Karena figur yang dikenal dan disukai tidak secara otomatis akan menjadi figur yang dipercayai pemilih untuk memberikan suaranya,” jelasnya.
Ditambahkan, caleg yang berstatus figur publik mesti meyakinkan para pemilih bahwa mereka mampu berkontribusi secara konkrit bagi dapilnya, dan bisa memperjuangkan aspirasi konstituennya.
“Tentu ini mempersyaratkan teknik komunikasi politik yang tepat serta tim pemenangan yamg solid di tingkat akar rumput,” tutupnya. (bsnn)