Krisis Pangan, India Setop Ekspor Gula Ke Indonesia Mulai Oktober

India hentikan ekspor gula ke pasar global mulai Oktober mendatang. Minimnya curah hujan jadi pemicu. Pasar di dalam negeri rawan bergejolak. Sebagian besar stok gula di dalam negeri mengandalkan impor. Ada kekhawatiran, inflasi pangan dunia naik.Total kebutuhan gula nasional sekitar 6 juta ton, sementara produksi hanya 2,2 juta ton per tahun.
Akibatnya, ada defisit gula sebesar 3,8 juta ton yang harus dipenuhi dari impor.Stok gula di dalam negeri diperkirakan hanya sampai pertengahan hingga akhir September 2023.
Pada 2022 lalu, India menjadi pengekspor gula terbesar kedua ke Indonesia setelah Thailand. India memasok gula ke Indonesia sebanyak 1,6 juta ton sepanjang 2022. Sementara Thailand memasok 2,4 juta ton.
Indonesia juga mengimpor gula dari Brasil sebanyak 1,3 juta ton dan Australia 653 ribu ton. Fenomena iklim El Nino yang berlangsung panjang berpotensi mengganggu masa panen tebu. Ini juga berdampak pada ketersediaan stok gula di dalam negeri.
Analis Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Abdul Muthalib, menuturkan ancaman krisis pangan benar-benar di depan mata. Hal itu dibuktikan dari larangan ekspor dari sejumlah negara.
Pada Juli lalu kata Muthalib, pemerintah India mengeluarkan larangan ekspor beras, kini pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi kembali akan menyetop ekspor gula ke pasar internasional mulai Oktober.
“Kurangnya curah hujan akibat gangguan iklim, yang berpengaruh pada produksi, membuat India memutuskan hal itu,” ucapnya, Kamis, 24 Agustus.
Menurutnya, kelangkaan gula India di pasar dunia diperkirakan akan membuat harga acuan gula di New York dan London semakin melonjak. Dalam beberapa tahun terakhir, kenaikan harga gula berada di kisaran harga tertinggi.
“Situasi ini dikhawatirkan akan memicu kenaikan inflasi di pasar global,” katanya.
Ia melihat rencana penghentian ekspor gula India itu disampaikan tiga sumber di kalangan Pemerintah India kepada kantor berita Reuters, Rabu, 23 Agustus. Di mana mereka mengatakan fokus utamanya saat ini adalah memenuhi kebutuhan gula lokal.
Untuk musim mendatang, mereka tidak akan memiliki cukup gula untuk dialokasikan sebagai kuota ekspor. Jadi India memutuskan untuk menghentikan ekspor gula dan beras sebagai tindakan antisipasi terhadap kemungkinan kekeringan di negaranya.
“Keputusan ini mencerminkan kebijakan yang proaktif untuk memastikan pasokan pangan dalam negeri tetap cukup stabil dalam menghadapi potensi ancaman cuaca,” ujarnya.
Negara lain seperti Thailand, Vietnam, dan negara-negara produsen beras dan gula lainnya juga mungkin mengambil langkah serupa jika menghadapi situasi cuaca yang serius.
“Ini bisa berdampak pada pasar global dan menimbulkan ketidakpastian dalam pasokan
pangan internasional,” tuturnya.
Di sisi lain, Indonesia masih bergantung pada impor gula dan beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Ketergantungan ini mengindikasikan bahwa negara ini rentan terhadap fluktuasi pasokan global,” katanya.
Kesiapan pasokan pangan dalam negeri untuk menghadapi kemungkinan penurunan pasokan gula dan beras dari luar negeri menjadi krusial. Hal ini memerlukan pemantauan yang cermat terhadap stok nasional, kapasitas produksi lokal, serta infrastruktur penyimpanan dan distribusi. (bsnn-k12)