Menikmati cerita senja di Pantai Mandra, Kabupaten Kolaka,Sulawesi Tenggara.Hampir setiap sore warga kota ini melakukan “ritual senja” di sepanjang jalan pantai.Lalu, di ujung jalan pantai pelabuhan penyeberangan fery Kolaka-BajoE dan sebuah masjid berdiri menghadap laut teluk Bone juga menambah suasana jadi semarak.Masjid Agung Khaerah Ummah dibangun pertama kali di era Bupati Kolaka Adel Berty, terus berlanjut sampai selesai di era Bupati Buhari Matta.Kehadiran masjid ini jadi ikon kota Kolaka sebagai kota religius. Tak begitu jauh dari masjid kita bisa melihat rumah kayu ukuran besar oleh masyarakat dan pemerintah diberi label rumah adat suku Mekongga.
Tak lengkap rasanya berkunjung ke Kolaka jika tak pernah duduk di sepanjang pantai itu, pemandangan dengan matahari terbenam jadi pesona tersendiri bagi semua orang yang sengaja memburu detik-detik hilangnya mentari di ujung garis laut Teluk Bone.
Kota Kolaka dengan garis pantai yang membentang luas, sampai batas wilayah Kabupaten Bombana dan Kolaka Utara.Tentu jadi daya tarik bagi pemburu pesona alam Indonesia. Di beberapa titik singgah perjalanan dari Kota Kolaka ke arah utara, kita bisa menikmati beberapa spot destInasi wisata Pantai Malaha, Kayu Angin, Pantai Kapuk dan sungai terpendek di dunia, namanya Sungai Tamborasi.Julukan sebagai sungai terpendek pun sudah mendunia.Namun begitu masih kalah bersaing dengan nama Wakatobi, sebagai segitiga terumbu karang dunia.
Jika kita berkaca dari tata kelola destinasi wisata di luar, memang Kolaka nampak jauh tertinggal.Dari nilai investasi dan suntikan dana lewat anggaran pemerintah belum signifikan terlihat.Itu salah satu alasan klise.Sebagai warga Kolaka, saya melihat begitu banyak pekerjaan rumah bagi seorang Bupati Kolaka 2024,melalui Kepala Dinas Pariwisatanya, untuk menjual potensi obyek wisata di daerah ini.Satu hal jadi alasan, Kolaka meski banyak potensinya di sektor pariwisata namun belum diminati oleh pelancong dari dalam dan luar negeri adalah akses transportasi dan sarana pendukungnya belum tersedia dengan baik.
Selain itu, Kolaka dalam penyelenggaraan kegiatan budaya belum digarap untuk masuk dalam kalender tahunan.Nah untuk itu, dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, pelaku dunia usaha,tokoh budaya,peneliti,penulis/jurnalis dan perguruan tinggi.Disinilah kolaborasi dan sinergisitas dibutuhkan untuk menjadikan Kota Kolaka sebagai salah satu tujuan wisatawan baik domestik maupun manca negara.Sejauh ini sektor pariwisata memang belum jadi unggulan dalam rencana strategis sekaligus bisa diharap untuk menyumbang pendapatan asli daerah.Sektor Pertambangan masih jadi andalan untuk pendapatan terbesar di Kolaka.
Melihat senja di Pantai Kolaka, kita juga akan melihat di atas puncak kayangan menghadap ke laut sebuah tulisan KOLAKA yang bisa terbaca, di Puncak Kayangan belum lama diresmikan spot wisata dalam kota (city tour).Dari atas puncak ketinggian kita dapat melihat panorama kota Kolaka.Kemudian kita jalan menyusuri jalan pancasila di perempatan sebuah taman kota juga bersamaan peresmiannya oleh pemerintah Kabupaten Kolaka belum lama. Dari semua rangkaian kegiatan pembangunan infrastruktur dan sarana wisata dan hiburan bagi masyarakat Kolaka sesungguhnya sudah cukup banyak dibuat dan menelan biaya besar.Namun kesemua bangunan itu tak ada yang bertahan dan berumur panjang.Tak cukup setahun sudah banyak dirusak dan hilang oleh tangan jahil yang bermukim tidak jauh dari lokasi itu.Kenapa ?Karena kita hanya sibuk membangun kita lupa mengajak dan melibatkan warga di sekitarnya baik dalam proses perencanaan sampai selesai pembangunannya.Ini sebuah kenyataan, bahwa warga di sekitarnya tidak diberikan perannya sekaligus teredukasi dengan baik sehingga wajar saja kalau mereka tidak peduli untuk menjaga dan memelihara semua fasilitas wisata dan hiburan di dalam kota Kolaka.
Meng-Edukasi masyarakat itu penting untuk menjaga keberlangsungan pengembangan wisata.Selama ini saya belum melihat ada upaya memberikan pencerahan bagi masyarakat agar bisa ikut berpartisipasi secara sadar dalam pembangunan di sektor pariwisata.Sudah saatnya Pemerintah bersama semua pihak untuk bersama-sama menjual potensi alam untuk wisata dan hiburan.
Watuliandu,26/09/2022
penulis adalah Direktur Kolaka Media Instiute
network kebudayaan tinggal di Kolaka