
Nyaris setiap kali saya ketemu teman sejawat, mereka pasti bertanya ke saya.Bagaimana kampus ? Itu karena mereka semua tahu jika saya bekerja di kampus berjulukan kampus merah maron itu.
Lalu apa jawabanku ?Spontan saja saya jawab dalam keadaan tidak baik-baik saja sekarang.Mendengar jawaban seperti itu, dia bertanya kenapa bisa begitu.Nah untuk menjelaskan pernyataan itu saya mengajaknya bergeser dari tempat semula, agar tidak menggangu sekaligus mengusik orang-orang di sekitarnya.
Pasca terpilih rektor (R huruf kecil) itu memang sebagian warga civitas akademik di USN Kolaka tentu mengharapkan ada perubahan yang lebih baik .Saya yakin mereka berharap ke rektor ini agar membuat terobosan baru sekaligus menjadikan kampus Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka ini jadi salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang unggul di wilayah Sulawesi dan Indonesia, bahkan dalam visi misi rektor pun seperti itu, menjadi institusi layanan pendidikan dengan mutu yang baik.
Seiring berjalannya waktu rektor yang telah melawati tahun kedua periode jabatannya.Semua harapan itu serta pernyataannya pada suatu saat dibebarapa kesempatan bahwa ia akan berkantor di Kampus USN Kolaka di Desa Popalia,Kecamatan Tanggetada,Kabupaten Kolaka.Namun sampai detik ini rektor tak menepati semua apa yang pernah diumbar.Bahkan saya sendiri mendengar langsung bahwa dia akan pindak kesana di Popalia yang jaraknya 50 km dari Kolaka, saat itu saya bertemu di pintu keluar dari gedung rektorat,bergegas pulang ke rumahnya.Saya hendak mengkonfirmasi surat permohonan mutasi kerja dari Kampus USN Kolaka di Popalia ke kampus induk di Kolaka dengan beberapa alasan yang mendasar saat itu.Namun surat permohonan saya itu tak mendapatkan atensi dari rektor.Tak ada disposisi atau catatan atensi dari pimpinan, apakah di terima untuk diproses lebih lanjut atau dipertimbangkan.
Saya jadi gagal paham dengan kampus negeri seperti ini, untuk urusan persuratan mutasi saja rektor bersama stafnya tidak paham.Terbukti surat saya diregistrasi/dibubuhi nomor pun tidak sebagai bukti pernah ada surat masuk agar mudah dicari arsipnya suatu saat dibutuhkan.Tapi surat saya masuk kosong keluar kosong.Saya hanya bisa tertawa dalam hati.Karena itulah saya ingin mengkonfirmasi langsung ke rektor.Sengaja saya tidak bertemu di jam kantor, disaat jam kantor usai saya jumpai rektor hendak pulang.Seingat saya, rektor yang saya temui pada saat pulang itu mengatakan
“Kenapa kamu mau pindah, kita ini akan pindah kesana”ujarnya.
Sebagai staf meski sudah di luar jam kantor saya tak menimpali jawaban rektor saat itu.Saya masih beretika dengan pimpinan, harus saya hormati dan jaga adab.Padahal bisa saja saya kembali menimpali pernyataannya dengan kalimat :
Iya akan pindah ke Kampus Popalia, Tapi Kapan pak rektor ?
Sejak itu saya jadi gagal paham dengan perlakuan rektor yang terkesan tidak paham apa yang seharusnya dia lakukan sebagai pemimpin lembaga perguruan tinggi yang seharusnya bisa jadi rujukan dan ditiru oleh semua kalangan di luar kampus.
Dua tahun menjadi rektor di Kampus USN Kolaka, harusnya kampus ini akan mengalami perubahan sistem kerja yang lebih teratur, semua dilakukan berdasarkan standar operasional prosedur atau SOP. Nyatanya, semua tidak berjalan sesuai aturan yang berlaku.Dalam tulisan ini saya masih bisa menahan diri untuk tidak menulisnya satu-satu apa yang jadi dugaan pelanggaran baik administrasi maupun dugaan pelanggaran hukum yang berpotensi merugikan keuangan negara.
Sebagai warga civitas akademik di Kampus USN Kolaka di Desa Popalia, saya prihatin dengan kondisi kampus yang terkesan salah urus ! Jika kita masih punya akal sehat untuk berpikir melihat kampus di Desa Popalia ini, nyaris seperti kebun yang dipenuhi semak belukar, padahal biaya untuk pemeliharan tersedia untuk itu.Belum lagi jika malam hari jalan di areal menuju kampus dan gedung perkuliahan gelap gulita.Padahal seharusnya di sepanjang perempatan jalan sebaiknya ada lampu penerangan agar kondisi keamanan di kampus dengan areal cukup luas bisa dipantau oleh satuan pengamanan (satpam) kampus.Kondisi ini dikeluhkan sebenarnya oleh satpam yang berjaga setiap malam.Namun pihak rektor melalui pejabat yang berwewang untuk urusan lampu jalan lagi-lagi tidak peduli.Entahlah apa lagi yang jadi alasannya untuk pembenaran.
Dengan kondisi kampus di Desa Popalia yang terlihat seperti hutan ini, tak ada lagi pilihan bagi rektor sebagai orang nomor satu di USN Kolaka untuk segera mengambil langkah pemindahan semua kegiatan di kampus induk kolaka ke Desa Popalia, agar semua terpadu,terpusat di satu kawasan.Kalau masih ada 2 fakultas di Kolaka maka rektor sebagai pimpinan tidak akan pernah terkonsentrasi pemikirannya untuk menata semua sarana dan prasarana.Sudah saatnya rektor bersama pembantunya keluar dari zona nyaman yang patut diduga hanya menghabiskan anggran perjalanan dinas namun tak memiliki dampak positif terhadap peningkatan mutu di semua proses kegiatan.
Lalu sampai kapan kondisi ini akan berjalan morat marit tak ada perbaikan dan mulai melakukan pembenahan semua yang patut diperbaiki ?
Jika rektor masih berkantor di Kolaka maka saya yakin seribu persen 4 (empat) fakultas yang ada di Desa Popalia akan semakin tertinggal dari semua aspek.Pernyataan saya ini bisa jadi dianggap sumir, tapi saya sangat yakin bahwa kampus yang bersih dan tertata semua yang ada di dalam ruang belajar hingga di luar gedung itu akan melahirkan kesadaran dan kebiasaan baik bagi semua warga civitas akademik.Karena dengan kebersihan lingkungan juga jadi bagian dari perintah agama yang mestinya dijadikan pedoman di lembaga pendidikan.
Karena rasa kesalnya mahasiswa yang kemarin berunjuk rasa soal Uang Kuliah Tunggal. (UKT) ada juga bentangan spandul bertuliskan kampus atau hutan ? Membaca bentangan sapanduk ini saya tertawa miris.Inilah potret lembaga pendidikan tinggi negeri di Kolaka yang salah urus.Perlu saya tegaskan bahwa Kampus USN Kolaka punya cerita yang panjang sejak berdiri dari STIKIP hingga bermetamorfosis jadi Universitas dari swasta menjadi PTN di Kolaka.Kampus USN Kolaka ini, adalah asset negara yang harus dijaga dengan baik agar menjadi kawahcandradimuka untuk melahirkan sumber daya manusia yang handal serta generasi terbaik untuk Kolaka dan Indonesia.Semoga saja !
Penulis adalah Chief editor Berita Sulawesi pernah berkarir di Kendar Pos, harian terbesar di Sulawesi Tenggara, saat ini masih bekerja di Fakultas Teknologi Informasi,