Berita Regional

Rembuk Stunting Kedua di Kodeoha, Pelibatan BAAS dan Peran Serta Masyarakat Jadi Bahan Rembuk

“Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan” ini diharapkan dapat menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam upaya menangani masalah stunting. Dengan upaya bersama dan komitmen yang kuat, diharapkan Kabupaten Kolaka Utara dapat mengurangi angka stunting secara signifikan, sehingga generasi muda yang sehat dan berkualitas dapat tercipta di masa depan.
Demikian sambutan Asisten 1 Mukhlis Bachtiar.S, S.Pi., M.P., mewakili Pj.Bupati Kolaka Utara, di “Rembuk Stunting kedua Tingkat Kecamatan” di Aula Kantor Camat Kodeoha. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kolaka Utara dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan penanganan masalah stunting diikuti oleh empat kecamatan, yaitu Kecamatan Lasusua, Kecamatan Katoi, Kecamatan Tiwu, dan Kecamatan Kodeoha. Peserta Rembuk Stunting tersebut dari Camat,Kades, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
“Penanganan masalah stunting sebagai masalah pembangunan yang perlu diperhatikan secara serius oleh semua pihak. Stunting, yaitu kondisi pertumbuhan terhambat pada anak balita, merupakan masalah yang harus diatasi secara bersama-sama dan sungguh-sungguh” jelas Mukhlis Bachtiar dihadapan peserta rembuk Jumat (9/6).
Menurutnya,keberhasilan program penurunan stunting yang telah dilakukan sebelumnya di Kecamatan Kodeoha. Pada bulan Maret, Kecamatan Kodeoha menjadi Pilot Proyek dengan menangani 34 anak yang mengalami stunting.
“Saat ini, hanya tinggal 8 anak yang masih dalam proses pengawasan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kerja sama yang baik, masalah stunting dapat diatasi dan angka stunting di Kabupaten Kolaka Utara dapat segera turun” ujarnya.
Sementara itu, di rembuk stunting ini, Kabid IKP dan Humas Diskominfo Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara Syahlan Launu kepada beritasulawesi.co.id menyampaikan keterangan tertulisnya menjelaskan bahwa percepatan penurunan angka stunting di Kolaka Utara dengan pelibatan sumber daya lain adalah seperti pelibatan perusahaan lewat dana CSR (Coorpoarate social responsibility) atau kelompok-kelompok individu yang ada di masyarakat seperti tokoh agama ,tokoh masyarakat ,masyarakat sipil, media massa ikut ambil bagian dalam program Bapak/Bunda  Asuh Anak Stunting (BAAS), maka percepatan penurunan stunting di Kabupaten, Kecamatan sampai tingkat Desa akan dapat diwujudkan program melalui program bapak/bunda asuh stunting.
Menurut Sahlan, penyebab stunting sangat beragam baik secara langsung maupun tidak langsung  mencakup masalah kurang asupan gizi dan penyakit infeksi pada ibu dan anak kualitas sumber daya manusia ditentukan asupan gizi dalam kandungan dan masa usia balita orang tua perlu memberikan makanan yang tepat bagi anak terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya atau sejak anak masuk kandungan 9 bulan sampai ia berusia 2 tahun sering disebut dengan istilah periode emas berarti sejak sebelum hamil calon ibu memenuhi kebutuhan gizi untuk janin yang akan dikandungnya kemudian setelah air akan tumbuh kembang anak lebih prima dan sempurna diperlukan pola asuh yang baik.
“Pelibatan BAS ini adalah platform keterlibatan pemangku kepentingan secara terstruktur dan terukur dalam mempercepat penurunan angka stunting secara nasional.Pelibatan pihak lain dalam penanganan stunting secara nasional itu, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2001, percepatan penurunan stunting dengan program Bapak/Bunda asuh anak stunting yang menyasar langsung kepada kelompok sasaran” ungkap Sahlan Launu.
Pemangku kepentingan, Sahlan menambahkan baik perseorangan masyarakat,akademisi,organisasi dunia usaha media massa,organisasi masyarakat sipil,perguruan tinggi tokoh masyarakat dan tokoh agama secara bersama-sama memberikan keterlibatan untuk menurunkan prevalensi stunting pada anak berusia di bawah 5 -59 bulan.
” Dengan harapan ini akan memperbaiki dan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di posyandu meningkatkan diseminasi komunikasi informasi edukasi ke kelompok sasaran.Diharapkan penurunan stunting dengan  kualitas pelayanan kesehatan masyarakat adanya perubahan pola asupan gizi bagi anak balita yang beresiko stunting perubahan perilaku kelompok sasaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat, kegiatan ini bisa terlihat hasilnya” ungkapnya, seraya menambahkan sebagai bentuk akuntabilisasi dan transparansi penggunaan dan pengelolaan bantuan pihak Pemerintah Kabupaten Kolaka setiap saat melaporkan kegiatan termasuk membuat pertanggungjawaban di masing-masing OPD. (k17 bsnn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button