Berita Nasional

Kompetensi SDM Kunci Menghadapi Tantangan pada Industri Sawit

Saat ini Indonesia telah berhasil menjadi negara produsen minyak sawit dan minyak nabati terbesar di dunia, namun seiring dengan itu tantangannya semakin besar. Seperti kata pepatah,’Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa’.

Hal tersebut disampaikan Hendratmojo Bagus Hudoro, Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian dalam pembukaan acara ‘Palm Oil Career Expo2024’ di Medan, 18/10/2024 pekan lalu.

Menurut Bagus, beberapa tantangan tersebut antara lain: tekanan globalisasi dan liberalisasi pasar, pesatnya kemajuan teknologi dan informasi, terjadinya perubahan iklim global, masih terbatasnya kemampuan sistem perbenihan nasional, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, serta kurang harmonisnya koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan subsektor perkebunan.

“Untuk menghadapi tantangan tersebut salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah penyediaan SDM yang kompeten yang mampu beradaptasi dengan perkembangan industri perkelapasawitan dan mampu menguasai teknologi dan informasi yang terus berkembang,” kata Bagus.

Oleh karena itu, lanjutnya, kondisi kelimpahan SDM milenial atau yang kita kenal dengan bonus demografi harus mampu dikelola dengan baik agar regenerasi SDM khususnya di dunia perkelapasawitan dapat berkelanjutan sesuai dengan perkembangan zaman.

“Menjadi tugas kita bersama untuk memperkenalkan dunia sawit dangan cara yang disukai oleh generasi muda (Gen Z) saat ini,” lanjut Bagus.

Bagus menambahkan, peran teknologi modern, penggunaan aplikasi dan digitalisasi informasi menjadi hal penting. Dunia Pendidikan dan dunia industri harus berkolaborasi dengan baik. Dunia Pendidikan harus mampu menjawab kebutuhan SDM pada industri kelapa sawit dari hulu sampai hilir.

“Demikian juga industri kelapa sawit harus mampu memberikan peluang kerjasama dalam bentuk magang atau praktek kerja hingga menyerap lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompeten untuk mendukung kinerja perusahaan,” tambahnya.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Kelapa Sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan sebagai penghasil minyak makan, minyak industri, bahan bakar (biodiesel), produk kosmetik dan produk turunan lainnya.

Berdasarkan data statistik perkebunan, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini mencapai 16.833.985 hektar, dan saat ini masih didominasi oleh perkebunan besar swasta dengan lahan yang dikelola  seluas 8.576.838 hektar, kemudian diikuti oleh perkebunan rakyat dengan luas lahan yang dikelola 6.213.407 hektar dan sisanya 548.311 hektar dikuasai oleh perkebunan besar negara.

Pada tahun 2018 data yang disampaikan oleh BAPPENAS terkait total tenaga kerja di industri kelapa sawit yang terlibat langsung maupun tidak langsung mencapai 16,2 juta dengan rincian 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tanaga kerja tidak langsung.

Sampai dengan tahun 2023 jumlah tenaga kerja yang terlibat pada industri kelapa sawit terus bertambah, karena berdasarkan data statistik perkebunan unggulan nasional tahun 2023 jumlah tenaga kerja langsung yang terlibat dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit (sektor hulu) sudah mencapai 4.562.574 juta, belum lagi industri hilir kelapa sawit yang terus berkembang yang pastinya membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak.

“Artinya industri sawit sangat berperan besar dalam menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarat,” jelas Bagus.

Bagus mengatakan, sebagai penghasil sawit No 1 di dunia dan semakin pesatnya pertumbuhan industri sawit di Indonesia menjadikan posisi Indonesia semakin penting di mata dunia. Kedepan kebutuhan akan energi dan pangan dunia akan semakin meningkat.

Ditengah semakin berkurangnya ketersediaan bahan baku energi tidak terbarukan (non renewable energy) komoditas sawit menjadi salah satu sumber energy yang bisa diandalkan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan dan terbarukan.

Tidak hanya sebagai bahan bakar kelapa sawit juga sangat berperan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan. Minyak goreng yang merupakan produk turunan olahan CPO menjadi salah satu bahan pokok untuk masyarakat Indonesia, permintaan akan minyak goreng semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia.

“Produk turunan minyak sawit lainnya juga sangat banyak dibutuhkan untuk industri rumah tangga, industri kecantikan dan lain sebagainya,” katanya.

Menurut Bagus, peran teknologi modern, penggunaan aplikasi dan digitalisasi informasi menjadi hal penting. Dunia Pendidikan dan dunia industri harus berkolaborasi dengan baik. Dunia Pendidikan harus mampu menjawab kebutuhan SDM pada industri kelapa sawit dari hulu sampai hilir.

Demikian juga industri kelapa sawit harus mampu memberikan peluang kerjasama dalam bentuk magang atau praktek kerja hingga menyerap lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompeten untuk mendukung kinerja perusahaan.

Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit menjadi program yang sangat penting dalam mewujudkan industri sawit yang berkelanjutan.

Program pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu program yang menjadi fokus Ditjen Perkebunan dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), disamping program-program lainnya untuk mengintegrasikan pengembangan sektor kelapa sawit dari hulu sampai dengan hilir.

Dalam upaya mempersiapkan generasi penerus dalam mengelola industri perkebunan kelapa sawit, Ditjen Perkebunan bersama BPDPKS akan segera membuka seleksi untuk penerima beasiswa perkebunan kelapa sawit, dengan target penerima beasiswa sebanyak 3.000 orang, yang akan tersebar di 23 Perguruan Tinggi dengan 45 jenis program studi kompetensi kelapa sawit.

“Jenjang pendidikan yang akan kami buka mulai dari jenjang D1, D2, D3, D4 dan S1. Beasiswa ini rencananya akan kami buka pada awal bulan April 2024, dan sasaran penerima beasiswa ini adalah Pekebun kelapa sawit, Keluarga (anak/istri/suami) pekebun kelapa sawit, pekerja pada perkebunan kelapa sawit, keluarga (anak/istri/suami) pekerja kelapa sawit, pengurus kelembagaan di bidang kelapa sawit, dan ASN yang bertugas di bidang kelapa sawit,” jelas Bagus.

Sementara itu, Pimpinan Umum Hai Sawit Indonesia mengatakan, acara ‘Palm Oil Career Expo2024’ digelar untuk memajukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam industri perkebunan kelapa sawit.

Menurut Gema, Indonesia sebagai produsen utama kelapa sawit dunia memiliki tantangan besar, bukan hanya dalam menjaga produktivitas, tetapi juga dalam memastikan keberlanjutan dan daya saing industri ini di masa depan.

“Melalui tema “Peran Stakeholder dalam Pembentukan SDM Berkualitas di Industri Perkebunan Kelapa Sawit menuju SDM Generasi Emas dan Tangguh Industri Sawit Tahun 2045″, kita menegaskan kembali pentingnya kolaborasi semua pihak,” kata dia.

Para pemangku kepentingan, ujarnya, termasuk pemerintah, industri, institusi pendidikan, dan komunitas masyarakat, harus bersinergi dalam membentuk SDM unggul yang tidak hanya memiliki kompetensi teknis, tetapi juga berkarakter inovatif dan berwawasan global.

Gema menjelaskan, Palm Oil Career EXPO 2024 di Medan mencakup dua agenda besar, yaitu seminar karir dan job fair industri sawit.

Seminar karir, kata dia, diharapkan menjadi ajang untuk berbagi wawasan dan pengetahuan mengenai tren terkini dalam industri kelapa sawit, termasuk tantangan dan peluang karir yang ada.

Gema menambahkan, Job Fair Industri Sawit adalah momentum yang tepat bagi perusahaan-perusahaan sawit terkemuka untuk menjaring talenta-talenta terbaik dari seluruh Indonesia. (bsnn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button