Aneka Ragam

Miskin & Banyak Utang, Apa Konsumsi Warga RI Kebablasan?

Survei Konsumen Bank Indonesia pada Mei 2023 menunjukkan bahwa rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi tercatat 75,3%. Apakah ini tergolong sehat jika dilihat dari kacamata perencanaan keuangan?

Seperti diketahui, inflasi Indonesia melonjak sejak kenaikan harga BBM September lalu. Inflasi memang sudah melandai ke 4% (year on year/yoy) pada Mei tetapi sempat menembus 5,95% )yoy) tepatnya pada Desember 2023.

Inflasi 4% juga terbilang tinggi untuk Indonesia mengingat laju inflasi sangat rendah dalam tiga tahun terakhir.

Bicara soal perencanaan keuangan pribadi, maka bisa dikatakan bahwa alokasi 75% dari penghasilan untuk konsumsi tentu cukup besar. Namun itu semua harus dilihat dari pengeluaran konsumsi manakah yang terlihat besar.

Ketika sebagian besar konsumsi yang dimaksud ditujukan untuk hal-hal yang berkaitan dengan gaya hidup atau hiburan maka hal itu bisa dibilang kebablasan. Namun jika 60% dari total pengeluaran konsumsi itu ditujukan untuk kebutuhan pokok sehari-hari, tentunya masih bisa ditoleransi.

Survei yang dilakukan BI juga menunjukkan bahwa semakin kecil penghasilan, maka semakin besar pula persentase pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi.

Sejatinya tidak akan ada standar baku untuk setiap besaran pengeluaran yang ideal karena masing-masing orang memiliki prioritas yang berbeda dan tingkat risiko profesi yang berbeda pula.

Survei Konsumen Bank Indonesia juga mengungkap data seputar berapa persen tingkat pengeluaran masyarakat untuk membayar cicilan utang dan menabung. Berikut adalah tinjauan besaran pengeluaran masyarakat berdasarkan survei tersebut, serta penilaiannya dari kacamata perencanaan keuangan.

Rasio pembayaran utang dibanding pemasukan

Rata-rata proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) sebesar 8,8%. Jumlah ini dinilai stabil dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan penilaian dari perencanaan keuangan, jumlah ini tergolong sehat lantaran nilai debt to income ratio maksimal yang bisa diberlakukan untuk setiap orang atau keluarga adalah 30%.

Semakin besar nilai debt to income ratio tentu akan mempersulit seseorang untuk menabung, berinvestasi, atau memenuhi kebutuhan hidupnya.

Seseorang yang memiliki nilai debt to income ratio 0% menandakan bahwa dirinya bebas utang dan leluasa dalam berinvestasi.

Besaran uang yang ditabung masyarakat menurun

Survei terebut juga menyebutkan bahwa, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat menurun pada Mei 2023, yaitu menjadi sebesar 15,7%.

Data juga menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan, maka semakin besar pula nilai saving to income ratio seseorang.

Sebut saja, masyarakat dengan tingkat pengeluaran Rp 1 sampai 2 juta per bulan, memiliki nilai saving to income ratio 15,5%. Sementara mereka yang memiliki pengeluaran di atas Rp 5 juta, memiliki rasio tabungan sebesar Rp 19,2%.

Nilai saving to income ratio minimal dalam perencanaan keuangan adalah 10%. Adapun jumlah yang mencapai 15-19% adalah jumlah yang cukup baik.

Semakin besar saving to income ratio tentu semakin baik karena hal itu membuat nilai aset investasi Anda bertambah dengan cepat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button