
Dinamika dunia tidak bisa diprediksi. Ruang fiskal dipaksa untuk bisa lentur mengikuti. Seperti ketika pandemi, defisit anggaran harus diperlebar. Dengan catatan, ketika ekonomi kembali pulih, pengelolaannya pun kembali normal.
Melalui UU No. 2/2020, serta Peraturan Presiden No. 54/2020, dan No. 72/2020, Pemerintah menyesuaikan anggaran dan melebarkan defisit untuk mendukung upaya penanganan COVID-19, dan pemulihan ekonomi. Defisit anggaran diperbolehkan lebih dari 3% PDB selama masa penanganan Corona Virus, dan harus Kembali maksimal 3% PDB, pada 2023. Strategi ini terbukti ampuh memperkuat ketahanan dan mempercepat pemulihan ekonomi. Pada 2022, defisit anggaran sudah di bawah 3% dan ekonomi tumbuh 5,3%, di atas capaian sebelum pandemi.
RAPBN 2024 terus mengarah pada postur yang sehat dengan stimulus yang tetap kuat untuk akselerasi transformasi ekonomi Indonesia. Tentunya dengan dukungan pendapatan negara yang meningkat tajam, pada 2024.
Di tengah ketidakpastian global, neraca perdagangan Indonesia justru surplus.
Tahun 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai USD 291,9 miliar, dan surplus neraca perdagangan mencapai USD 54,5 miliar, tertinggi sepanjang sejarah. Dalam delapan bulan pertama 2023, nilai ekspor Indonesia mencapai USD 171,5 miliar, dan surplus neraca perdagangan sebesar USD 24,3 miliar.
Hilirisasi tambang salah satu faktor utama mendorong peningkatan nilai ekspor Indonesia. Seperti hilirisasi nikel dan barang dari padanya, dari USD 0,65 miliar pada 2017 menjadi USD 5,94 miliar pada 2022, serta ferro-nickel, dari USD 1,33 miliar pada 2017 menjadi USD 13,62 miliar pada 2022.
Meski banyak negara yang menentang dengan cara ini, Indonesia tidak akan menghentikan kebijakan hilirisasi. Sebab kita yakin, akan menjadi lompatan besar kemajuan negara.
Awalnya, tumpang tindih aturan, ketidakpastian hukum, dan kerumitan prosedur perizinan menjadikan Indonesia bukan pilihan investasi. Mall pelayanan terpadu, Online Single Submission Risk Based Approach, merupakan aksi koreksi agar investasi mengalir dengan deras dan berkualitas secara sosial, lingkungan, dan tata kelola.
Investasi mencapai Rp826,3 triliun di tahun 2020. Melebihi janji pemerintah. Hingga tahun 2022 pun masih melampaui targetnya yakni Rp1.207 triliun.
Aktivitas ekonomi juga bergerak ke luar Jawa. Sulawesi Tengah menjadi salah satu provinsi dengan realisasi investasi terbesar. Selain itu, sektor investasi pun bergeser ke arah industri logam dasar dan barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Itu tandanya, investasi memacu industrialisasi. Berbagai langkah korektif ini melejitkan investasi berkualitas di Indonesia. (**)